Banjir Bandang di Iran Selatan Tewaskan Lebih dari 21 Orang

Teheran, MINA – di selatan telah menewaskan sedikitnya 21 orang, dan menyebabkan dua orang lainnya hilang, media pemerintah setempat melaporkan pada Sabtu (23/7).

“Dua puluh satu orang tewas, dan dua masih hilang dalam banjir yang melanda beberapa kota di sekitar kabupaten Estahban di provinsi selatan Fars,” kata Hossein Darvishi, Kepala provinsi Masyarakat Bulan Sabit Merah, seperti dikutip dari Arab News.

Dalam sebuah video yang diposting di media lokal, dan media sosial menunjukkan mobil-mobil terperangkap di air sungai Roodball yang naik, dan dibawa pergi sementara orang tua mencoba menyelamatkan anak-anak mereka dari kendaraan.

Gubernur Estahban, Yousef Kargar, mengatakan, sekitar pukul 17.00 (Lima) kemarin, hujan lebat… di bagian tengah Kabupaten Estahban yang menyebabkan banjir.

Estahban terletak 174 kilometer (108 mil) di sebelah timur Ibu Kota Provinsi Shiraz.

Tragedi itu terjadi pada akhir pekan musim panas di Iran, ketika keluarga cenderung pergi ke daerah yang lebih dingin seperti tepi sungai, tepi danau, dan lembah.

“Sejumlah masyarakat lokal dan wisatawan (dari daerah lain) yang pergi ke tepi sungai, dan berada di dasar sungai terjebak dalam banjir karena naiknya permukaan air,” kata Kargar.

Foto-foto yang dirilis oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran menunjukkan para penyelamat berjalan di tanah kering yang retak sementara yang lain bekerja di antara alang-alang.

Pada 2019, banjir besar di selatan negara itu menewaskan sedikitnya 76 orang, dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan lebih dari $2 miliar.

Pada bulan Januari dua orang awalnya dilaporkan tewas dalam banjir bandang di Fars ketika hujan lebat melanda daerah itu, tetapi jumlah korban meningkat menjadi setidaknya delapan di sana, dan di tempat lain di selatan Iran.

Para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim memperkuat cuaca ekstrem, termasuk kekeringan serta potensi peningkatan intensitas badai hujan.

Seperti negara-negara terdekat lainnya, Iran telah menderita musim kering kronis dan gelombang panas selama bertahun-tahun, dan ini diperkirakan akan memburuk. (T/R6/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.