Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir di Aceh Meluas, 9 Kabupaten Terdampak

Ansaf Muarif Gunawan Editor : Widi Kusnadi - 43 detik yang lalu

43 detik yang lalu

0 Views

arga mengevakuasi diri akibat banjir yang melanda Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu (26/11/25). (Foto: BPBA)

Banda Aceh, MINA — Banjir meluas di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Aceh dalam sepekan terakhir. Puluhan ribu warga terdampak, sementara ribuan lainnya terpaksa mengungsi akibat cuaca ekstrem yang terjadi secara beruntun.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, sejak 18 November 2025 pukul 07.00 WIB hingga 26 November 2025 pukul 12.00 WIB, bencana banjir berdampak pada 14.235 kepala keluarga atau 46.893 jiwa. Selain itu, sebanyak 455 kepala keluarga atau 1.497 jiwa harus mengungsi demi keselamatan.

Pelaksana Tugas Kepala BPBA, Fadmi Ridwan dalam keterangan resmi PPBA, Rabu (26/11) mengatakan, banjir dipicu oleh kombinasi hujan berintensitas tinggi, angin kencang, serta kondisi tanah yang labil.

Ia menjelaskan, sebagian besar kejadian merupakan bencana hidrometeorologi yang memicu banjir, tanah bergerak, dan longsor di sejumlah wilayah.

Baca Juga: Siklon KOTO dan Bibit 95B Picu Cuaca Ekstrem di Indonesia

“Curah hujan tinggi dan angin kencang menjadi penyebab utama bencana yang saat ini terjadi di berbagai daerah Aceh,” ujar Fadmi.

Di Kabupaten Bireuen, banjir terjadi sejak Ahad dini hari (23/11) akibat meluapnya saluran drainase. Tujuh kecamatan terdampak, yakni Gandapura, Jangka, Juli, Kuta Blang, Makmur, Peudada, dan Peusangan. Hingga saat ini, air di beberapa titik belum sepenuhnya surut.

Kota Lhokseumawe juga mengalami banjir dan tanah longsor, Rabu (26/11) setelah diguyur hujan deras selama beberapa hari. Kejadian dilaporkan terjadi di Kecamatan Banda Sakti, Blang Mangat, Muara Dua, dan Muara Satu.

Sementara itu, banjir meluas di Kabupaten Aceh Timur, khususnya di Kecamatan Idi Timur, Julok, Madat, Nurussalam, dan Pante Bidari. Tingginya debit air membuat saluran drainase tidak mampu menampung luapan air.

Baca Juga: Banjir dan Longsor di Tapanuli Selatan, Ribuan Warga Mengungsi

BPBA menyebutkan, sembilan kabupaten/kota telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi. Pemerintah daerah diminta mengaktifkan posko darurat, mempercepat proses evakuasi, serta menyalurkan bantuan logistik dan layanan kesehatan.

Masyarakat diimbau tetap waspada dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika kondisi cuaca memburuk. Pendataan dampak bencana masih terus dilakukan dan berpotensi berkembang sesuai situasi di lapangan. []

Baca Juga: Semeru Masih Berstatus Awas, Aktivitas Letusan Terus Terjadi

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia