Jakarta, MINA – Bencana hidrometeorologi yang menerjang yaitu banjir di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (13/2). Banjir berdampak pada 66 desa di 14 kecamatan dan satu orang hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, hingga Rabu (12/2) petugas gabungan masih melakukan pencarian. Di samping itu, upaya evakuasi warga yang masih terdampak banjir masih berlangsung. Pantauan pada Kamis kemarin, ketinggian genangan mulai surut di beberapa titik.
“Sebanyak 178.083 warga terdampak, sedangkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros masih melakukan pendataan di lokasi banjir,” tulis Abdul Muhari di Jakarta, Jumat (14/2), demikian keterangan yang diterima MINA.
Masih di Provinsi Sulsel, banjir Kota Makassar masih berlangsung hingga Kamis (13/2) dengan ketinggian berbeda yaitu 30 – 300 cm. Kejadian ini melanda 10 kelurahan di 4 kecamatan. Banjir tersebut mengakibatkan adanya pengungsian 1.052 KK atau 3.903 jiwa. Mereka tersebar di 43 titik pos pengungsian.
Baca Juga: Rencana Trump Usir Warga Gaza Kejahatan Besar
Tanah longsor di Soppeng, Sulsel, telah ditangani BPBD setempat. Informasi terkini petugas gabungan telah melakukan pembersihan di titik yang tertimbun longsoran. Pada Kamis kemarin, akses jalan sudah dapat dilalui kendaraan bermotor. Kejadian ini terjadi, Senin (10/2) di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo. Data terakhir menyebutkan rumah rusak berat 7 unit.
Sedangkan penanganan bencana angin kencang di Kabupaten Takalar, Sulsel, masih berlangsung hingga kemarin. Bencana yang terjadi, Ahad (9/2) mengakibatkan rumah rusak berat 1 unit dan rusak sedang 11. Masih pada bencana angin kencang di Sulsel, sebanyak 26 unit rumah rusak sedang di Desa Parenreng, Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkajene. Kondisi mutakhir, warga mulai melakukan perbaikan rumah. Tidak ada korban jiwa pada dua peristiwa angin kencang tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI dan ARI-BP Kecam Keras Rencana Trump Caplok Gaza