Jakarta,18 Rabiul Awal 1435/20 Januari 2014 (MINA) – Sejumlah warga kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat meminta pemerintah DKI Jakarta untuk membuatkan tanggul penahan air di wilayahnya.
Hal itu diungkapkan ulama setempat, Ust. Sare Abu Salim yang saat ini menjadi koordinator para pengungsi di kelurahan tersebut, Senin. “Banjir sudah menjadi langganan di tempat kami. Ini karena luapan air di sungai Kali Angke yang langsung masuk ke perkampungan warga. Kami meminta pemerintah untuk membangun tanggul di wilayah kami,” tegasnya.
Abu Salim berharap, banjir kali ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga kebersihan, terutama dalam membuang sampah. “ Baik warga maupun pemerintah hendaknya menjadikan musibah banjir ini untuk introspeksi dan lebih giat menjalankan perintah agama, baik ibadahnya kepada Allah, maupun disiplin dalam kebersihan,” katanya.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Hal senada juga diungkapkan Ketua RW 05 Kedaung, Prayitno. “ Banjir yang terjadi di wilayah Kedaung akibat tidak adanya tanggul di sungai terdekat. Ketika air pasang atau hujan lebat, air langsung masuk ke pemukiman warga,” paparnya.
Kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Prayitno menghimbau kepada segenap warga untuk tetap sabar menghadapi musibah. Ia juga berharap pemerintah segera mengmbil langkah nyata untuk mencegah banjir mendatang dengan membuat tanggul.
Warga Kedaung juga mengeluhkan saluran air di jalan Daan Mogot yang tidak berfungsi sehingga tidak bisa menyalurkan air ke sungai terdekat apabila terjadi hujan. “Akibat tak berfungsinya saluran itu, air dari jalan raya langsung masuk pemukiman warga. Kami berharap dinas terkait segera mengatasi hal ini,” kata Prayitno.
Mengenai kebersihan kampung, Prayitno menyatakan, warganya rutin melakukan kerja bakti bersih-bersih kampung pada pekan pertama setiap bulannya.” Kami selalu kerja bakti membersihkan sampah di kampung kami, namun sampah terus datang, terutama dari pasar,” paparnya.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Kelurahan ini memiliki luas 261 km2 dan dihuni oleh 7.530 kepala keluarga ini mengalami banjir sejak Jum’at lalu. Hampir 99 persen wilayahnya terkena dampak banjir akibat luapan sungai Kali Angke. Warga mengungsi di bawah jembatan layang di jalan Daan Mogot. Sebagian mengungsi di beberapa masjid terdekat.
Berikut ini delapan wilayah di Jakarta yang terendam banjir berdasarkan data dari Kodam Jaya:1.
Jakarta Selatan di daerah kelurahan Pengadegan dan Kalibata. Ketinggian 0,5-1 meter, 2. Jakarta Timur di daerah Kampung Pulo Rawajati. Ketinggian air 1-1,5 meter, 3. Jakarta Utara di daerah Rawa Buaya dan Kapuk Raya. Ketinggian air 1 meter, 4. Kabupaten Bekasi di daerah Babelan, Jatimulya, Tambun. Ketinggian 1-2 meter, 5. Jakarta Pusat di daerah Cempaka Putih dan Petamburan. Ketinggian air rata-rata 90 cm, 6. Jakarta Utara di daerah Kampung Sawah, Semper Timur. Ketinggian 90-110 cm, 7. Tangerang di Pedurenan, Ciledug Indah, Petir. Ketinggian air 60 cm dan 8. Bekasi, di daerah Jati Asih dan Pondok Gede. (L/P04/E02/mirajnews.com)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda