Idlib, MINA – Banjir yang melanda Suriah utara telah membuat lebih dari 40.000 orang yang tinggal di kamp-kamp pengungsi dekat perbatasan Turki terlantar.
Hal itu disampaikan oleh Dewan PBB David Swanson untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Selasa (2/4), setelah 24 truk bantuan kemanusiaan tiba di 14 kamp yang terkena dampak, demikian dikutip dari MEMO.
David Swanson mengatakan, hujan lebat telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur kecil yang dimiliki pengungsi.
Badai menyapu ratusan tenda yang digunakan oleh keluarga pengungsi. Air hujan merusak beberapa barang dan harta milik pengungsi.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Di beberapa daerah dataran rendah, ketinggian air sampai lutut saat para aktivis kemanusiaan berusaha menyelamatkan orang-orang dari kamp dan mengangkut mereka ke tempat yang aman.
Lembaga kemanusiaan White Helmets telah bekerja secara konsisten selama beberapa hari terakhir untuk menyelamatkan orang-orang dan barang-barang mereka tergenang air bercampur lumpur.
Unit pertahanan sipil, menyatakan lebih dari 537 kamp yang menampung lebih dari 8.000 keluarga rusak parah akibat banjir.
Hujan deras berdampak terhadap puluhan ribu warga sipil, tanaman pangan dan ternak di Idlib. Sementara di Aleppo sebuah rumah sakit terpaksa menunda layanan karena air terus naik.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Ini bukan pertama kalinya banjir besar melanda kamp di Suriah utara ketika musim dingin tiba.
Pada akhir Desember, lalu sekitar 32.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam kondisi beku. Penduduk setempat menyatakan bahwa banjir ini menjadi yang terburuk dalam delapan tahun terakhir. (T/R10/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon