Semarang, MINA – Kota Semarang kembali dilanda musibah banjir yang menggenangi beberapa wilayah, dan jalan-jalan utama, termasuk Jalan Pantura Kaligawe yang menghubungkan Kota Semarang dan Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Genangan air yang bervariasi antara setinggi 30 hingga 70 sentimeter di jalan-jalan protokol menyebabkan kemacetan lalu lintas. Banyak kendaraan bermotor mengalami mogok karena kemsukan air pada mesinnya.
Para ahli mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap banjir di Semarang di antaranya:
Curah Hujan Tinggi dan Cuaca Ekstrem. Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi secara terus-menerus meningkatkan volume air yang harus ditampung oleh sistem drainase kota.
Baca Juga: Kasus Pagar Laut Tangerang, Bareskrim Ungkap Dugaan Pemalsuan Surat dan Pencucian Uang
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, menyatakan bahwa banjir terjadi setelah hujan deras melanda kota selama tiga hari berturut-turut.
Selain curah hujan yang tinggi, ahli hidrologi dari Universitas Gadjah Mada, Pramono Hadi, mengungkapkan bahwa penurunan permukaan tanah di Semarang menyebabkan wilayah tersebut semakin rentan terhadap banjir. “Semarang sudah darurat banjir karena land subsidence,” kata Pramono.
Topografi Semarang yang relatif datar, terutama di daerah dekat pantai dan muara sungai, menyebabkan aliran air tidak lancar. Padatnya permukiman dan sistem drainase yang kurang optimal memperparah kondisi tersebut.
Selain itu, fenomena pasang air laut atau banjir rob juga menjadi faktor penyebab banjir di Semarang, terutama di wilayah pesisir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa banjir rob terjadi akibat pasang laut yang tinggi, terutama saat fase bulan purnama yang berdekatan dengan perigee.
Baca Juga: Atlet Indonesia Veddriq Leonardo Raih Gelar World Games Athlete of The Year 2024
Pemerintah Kota Semarang mengakui bahwa kondisi infrastruktur yang belum sepenuhnya optimal turut berkontribusi terhadap terjadinya banjir. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Suwarto, menyatakan bahwa infrastruktur yang ada belum mampu mengatasi volume air yang besar saat hujan deras.
Upaya Penanganan
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah banjir, termasuk perbaikan dan peningkatan kapasitas sistem drainase, pembangunan polder, serta normalisasi sungai.
Namun, dengan adanya faktor-faktor seperti penurunan tanah dan perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem, tantangan dalam penanganan banjir menjadi semakin kompleks.
Baca Juga: Ketua MUI: Zionis Israel Perusak Peradaban Dunia
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti informasi dari pihak berwenang terkait kondisi cuaca dan potensi banjir.
Kerja sama antara pemerintah, ahli, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang di Kota Semarang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes Al-Shun: Wilayah Tepi Barat Masih dalam Bahaya