Yerusalem, 25 Jumadil Akhir 1438/ 24 Maret 2017 (MINA) – Bank Pembangunan Islam (IDB) selaku Koordinator Program Dewan Kerjasama Teluk, kembali memprogram ulang dan menandatangani perjanjian dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terkait rekontruksi rumah di Gaza.
IDB memberikan bantuan sebesar 40 juta dolar AS kepada UNWRA untuk menanggulangi dan membangun rumah penduduk Timur Palestina di Gaza, melaporkan Kantor Berita WAFA dikutip MINA, Jum’at (24/3).
Perjanjian tersebut mencakup perbaikan tempat tinggal dan rekonstruksi sedikitnya 1.000 unit rumah di Jalur Gaza untuk keluarga yang rumahnya rusak atau hancur selama perang Israel 2014 di Gaza.
“Perjanjian ini merupakan bukti kepercayaan dan kemitraan antara UNRWA dan Dewan Kerjasama Teluk yang bertindak melalui IDB, pendukung UNRWA untuk pengungsi Gaza dan Palestina, kini kami memberikan sumber daya untuk memastikan setiap keluarga memiliki atap yang memadai,” kata Bo Schack, Direktur Operasi UNRWA di Gaza.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Meskipun siklus konflik, terus hidup di bawah blokade dan kondisi sosial-ekonomi yang mengerikan di Jalur Gaza, perjanjian ini memberikan sedikit harapan dan satu bentuk kekhawatiran terhadap keluarga pengungsi; itu adalah kesepakatan antara UNRWA Gaza dengan IDB, kami sangat berterima kasih atas partisipasinya,” tambahnya.
Dalam memogram ulang dana dari kesepakatan sebelumnya yang ditandatangani tahun 2015 dan dengan Rencana Induk untuk perbaikan camp, UNRWA akan memprioritaskan warga Deir El-Balah dalam hal perbaikan rumah mereka.
Perjanjian tersebut menanggapi permohonan mendesak UNRWA untuk terus mencari donatur yang murah hati guna berkontribusi dalam program penampungan darurat kepada pengungsi Palestina di Gaza dengan subsidi sewa atau bantuan tunai untuk melakukan perbaikan dan rekonstruksi rumah mereka yang rusak.
Untuk memperbaiki rumah yang hancur, UNRWA membutuhkan dana antara 12-15 juta dolar AS serta Bantuan Tunai Tempat Tinggal Sementara. Saat ini sekitar 5.900 keluarga menjadi korban tindakan kekerasan.(T/R12/RS1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)