
Bank Israel
alami kondisi sulit dampak serangan militer di Jalur Gaza (Gambar: Davidduke.com)" width="300" height="190" /> Bank Israel alami kondisi sulit dampak serangan militer di Jalur Gaza (Gambar: Davidduke.com)Yerusalem, 30 Syawwal 1435/26 Agustus 2014 (MINA) – Bank Sentral Israel menurungkan suku bunga ke tingkat paling rendah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya bertahan melawan ekonomi yang tenggelam karena dampak operasi militer di Jalur Gaza.
Bank Israel mengatakan, Senin (25/8), mereka menjatuhkan suku bunga ke tingkat 0,25% pada September. Ini menandai dua bulan berturut-turut bank menurunkan tingkat suku bunga, Time of Israel yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Seiring dengan operasi militer Israel di Gaza, Gubernur Bank Israel Karnit Flug mengatakan, penurunan ekonomi dunia juga menjadi masalah dalam perekonomian Israel.
“Tujuan kami mengurangi tingkat bunga adalah untuk membantu memperkuat perekonomian agar pulih dari kelemahan dan menemukan dirinya dalam kondisi baik karena penurunan ekonomi dunia dan pertempuran,” kata Flug kepada Radio Israel, Senin.
Baca Juga: Google Akui Kesalahan Data Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS
Operasi militer di Gaza telah mempengaruhi hampir semua sektor ekonomi Israel, termasuk pariwisata, pertanian dan manufaktur.
Asosiasi Produsen Israel memperkirakan, total dampak ekonomi dari operasi kepada produsen Israel sejauh ini mencapai sekitar $ 336 juta. Industri pariwisata Israel mengalami kerugian setidaknya $ 566 juta setelah pariwisata anjlok 26 persen dibanding tahun lalu di bulan Juli.
Selain itu, karyawan perusahaan yang terletak hingga 25 kilometer dari perbatasan Gaza hanya dapat dibayar selama beberapa hari, mereka kehilangan pekerjaan karena situasi Gaza.
Bank Sentral mengatakan dalam sebuah pernyataan awal bulan ini bahwa kegiatan ekonomi di Israel mulai mengalami “semacam kontraksi” bahkan sebelum operasi di Gaza dilancarkan.
Baca Juga: Google Eror? 1 Dolar AS Jadi Rp8.170,65
Sementara itu, situs berita Al-Monitor melaporkan Jumat (22/8) bahwa penjualan barang-barang Israel di Tepi Barat turun 50 persen karena pemboikotan terhadap produk-produk Israel.
Kepala Pusat Biro Statistik Palestina, Oula Awad, mengatakan kepada Al-Monitor, lebih dari 70 persen impor Palestina berasal dari Israel atau melaluinya, dan pasar Palestina adalah yang paling penting bagi Israel.
“Impor dari Israel senilai $ 4 – 4,5 milyar, sementara ekspor tidak melebihi setengah milyar dolar,” ucapnya.
Channel 10 Israel melaporkan awal bulan ini bahwa penjualan produk-produk Israel di Tepi Barat turun 50 persen karena dampak dari operasi militer di Gaza. (T/P001/P2)
Baca Juga: Truk Sengaja Tabrak Kerumunan saat Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi