Banda Aceh, MINA – Wakil Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh, Banta Puteh Syam mengajak para santri untuk menolak aliran paham Islam nusantara, lantaran dianggap bertentangan dengan aqidah Islam yang sebenarnya.
“Islam nusantara itu bertentangan dengan aqidah, maka wajib kita suarakan penolakan, kalau saya jelas menolak karena paham itu berdiri sendiri,” kata Banta, Sabtu (20/10).
Ia meminta para santri untuk berperan aktif dalam menanggapi berbagai isu dan persoalan ummat, serta ajaran agama islam yang sudah ada sejak jaman Rasulullah dengan aqidah yang kuat serta pengamalan, hal ini disampaikan Banta saat pelepasan pawai ta’aruf memperingati hari santri nasional se-provinsi Aceh 2018.
Namun Indonesia sebagai daerah yang majemuk, santri tetap harus menjaga teleransi antar ummat beragama, dengan demikian, Indonesia tetap menjadi daerah yang kuat dengan keberagaman keagamaan serta budaya.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
“Santri harus mampu menyampaikan pendapat secara intelektual sehingga bisa diterima oleh semua kalangan, kita sangat berharap kebersamaan ukuwah Islamiyah para santri, lantaran santri merupakan perekat antar ummat,” jelas Banta.
Dalam kesempatan itu, Banta menyampaikan pandangannya terhadap fenomena Islam saat ini, menurutnya, masih banyak ajaran yang dibuat oleh manusia lantaran ketidak cukupan ilmu yang didapat, sehingga perlu adanya kewaspadaan kita sebagai ummat Islam untuk saling menjaga, dan saling mengingatkan antar masyarakat.
Apalagi seperti saat ini, dengan tersebarnya paham Islam nusantara yang menurutnya tidak tepat, lantaran ada beberapa sisi yang di anggap menyimpang, seperti mengubah lafadz (bacaaan) huruf Al-Qur’an dan takbir untuk ibadah shalat.
Ketentuan ini tidak dapat diubah hanya karena kepentingan politik sesaat atau bahkan untuk kepentingan golongan tertentu, apalagi sampai ada pihak yang mendiskriminasi ajaran agama Islam yang telah dipercaya selama ini. (L/AP/P1 )
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Mi’raj News Agency (MINA)