Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NORWEGIA SUMBANG PENDIDIKAN ANAK DI SUDAN SELATAN

Rudi Hendrik - Rabu, 18 November 2015 - 09:52 WIB

Rabu, 18 November 2015 - 09:52 WIB

316 Views

Anak-anak Sudan Selatan, hanya 10 persen yang lulus sekolah dasar. (Foto: AA)
Anak-anak <a href=

Sudan Selatan, hanya 10 persen yang lulus sekolah dasar. (Foto: AA)" width="300" height="169" /> Anak-anak Sudan Selatan, hanya 10 persen yang lulus sekolah dasar. (Foto: AA)

Oslo, 6 Safar 1437/18 November 2015 (MINA) – Pemerintah Norwegia mengumumkan, mereka telah menyumbangkan AS $ 5,8 juta untuk mendukung proyek pendidikan UNICEF di Sudan Selatan yang dilanda perang, Selasa (17/11).

Negara Afrika itu telah memiliki satu juta anak yang pendidikannya terganggu karena kekerasan yang ekstrem memaksa sekolah-sekolah tutup dan perang saudara membuat mereka harus berpindah-pindah.

LSM Inisiatif Kembali Belajar yang akan melaksanakan program dengan menggunakan dana yang ditawarkan oleh pemerintah Norwegia.

Perwakilan UNICEF di Sudan Selatan,  Ettie Higgins mengatakan, ini akan menguntungkan bagi 40.000 anak yang keluar dari sekolah usia 3-18 tahun, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Sudan Selatan berdiri pada 2011 dari kesepakatan damai 2005 yang mengakhiri perang saudara Sudan. Namun, kekerasan baru meletus di Sudan Selatan sejak Desember tahun 2013.

Sebelum itu, hanya 10% dari anak-anak yang menyelesaikan pendidikan dasar dan 59% dari guru sekolah dasar tidak terlatih. Sejak pertempuran dimulai, anak-anak telah menjadi target wajib militer oleh kelompok-kelompok bersenjata dan telah mengalami kekerasan fisik dan seksual.

Higgins mengatakan, krisis yang sedang berlangsung telah memperburuk situasi pendidikan yang sudah sulit di negara kaya minyak itu.

Partisipasi perempuan sangat terbatas di sekolah, guru mayoritas tidak terlatih dan infrastruktur sekolah sangat buruk.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

UNICEF mengatakan, dari 89 sekolah yang sibuk, 30 unit dilaporkan digunakan untuk tujuan militer, dan 45 persen sekolah di negara bagian yang terkena dampak konflik tetap ditutup. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Kolom
MINA Millenia
Kolom
Kolom
Khadijah