Tel Aviv, MINA – Harian Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan pada Jumat (22/11), setidaknya enam tentara Israel terkena mental lalu bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir, akibat agresi berkepanjangan di Jalur Gaza dan Lebanon Selatan.
Menurut laporan Anadolu Agency, Sabtu (23/11), sebuah penyelidikan menunjukkan jumlah sebenarnya kasus bunuh diri mungkin lebih tinggi, karena militer Israel belum merilis angka resmi, meskipun berjanji untuk mengungkapkannya pada akhir tahun mendatang.
Laporan tersebut menyoroti krisis kesehatan mental yang lebih luas dalam militer Israel. Ribuan tentara mencari bantuan dari klinik kesehatan mental militer atau psikolog lapangan, dengan sekitar sepertiga dari mereka yang terkena dampak menunjukkan gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Menurut penyelidikan, jumlah tentara yang mengalami trauma psikologis mungkin melebihi mereka yang mengalami cedera fisik akibat perang.
Baca Juga: Dipimpin Ekstremis Ben-Gvir, Ribuan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Ibrahimi
Harian Yedioth Ahronoth mengutip sejumlah ahli yang mengatakan, tingkat penuh dari krisis kesehatan mental ini akan menjadi jelas setelah operasi militer selesai, dan pasukan kembali ke kehidupan normal.
Pada Maret, Kepala Departemen Kesehatan Mental Militer Israel, Lucian Tatsa-Laur mengatakan kepada Haaretz, sekitar 1.700 tentara telah menerima perawatan psikologis.
Sejak itu, banyak laporan yang muncul menunjukkan, ribuan tentara menderita masalah kesehatan mental karena pengerahan pasukan yang diperpanjang di Gaza dan Lebanon Selatan.
Ketegangan regional meningkat karena serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang menyebabkan lebih dari 44.000 orang meninggal dunia, sebagian besar wanita dan anak-anak.[]
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)