Jakarta, MINA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan impor beras yang dilakukan pemerintah tidak akan merugikan petani.
Direktur Distribusi dan Cadangan Makanan Bapanas, Rachmi Widiriani, menjelaskan impor beras dilakukan untuk menjaga ketersediaan pangan nasional dan stabilitas harga beras di pasaran. Impor ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi produksi beras nasional yang mengalami kontraksi selama delapan bulan terakhir.
“Cadangan pangan pemerintah dari impor tahun 2023 digunakan untuk intervensi pasar, seperti bantuan sosial dan operasi pasar,” jelas Direktur Distribusi dan Cadangan Makanan Bapanas, Rachmi Widiriani, dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Persiapan Ramadhan, Kondisi Harga Bahan Pokok’, Senin (4/3).
Ia menegaskan, beras yang telah diimpor juga tidak akan langsung dilepas ke pasar, tetapi akan disimpan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk intervensi pasar di saat harga melambung tinggi seperti sekarang.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, dengan cadangan pangan nasional, pemerintah berencana untuk melakukan distribusi yang gencar agar pasar lokal dipenuhi dengan pasokan bahan pangan yang cukup dan terjangkau, khususnya menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pasar lokal memiliki pasokan bahan pangan yang cukup dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Ketersediaan yang memadai ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan memenuhi kebutuhan konsumsi selama periode penting ini.
Dengan demikian, masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan Lebaran tahun ini dengan tenang dan nyaman, tanpa kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan atau kenaikan harga yang tiba-tiba.
Dalam rangka mengurangi kekhawatiran para petani, Rachmi juga menekankan bahwa Bulog akan menyerap hasil panen petani terlebih dahulu saat musim panen tiba nanti. Bulog akan membeli produk petani dengan harga tinggi agar tidak merugikan petani.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
“Saat panen raya, Bulog tetap membeli produk petani dengan harga yang menguntungkan. Kita ingin menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan daya beli konsumen,” ujar dia.
Rachmi menambahkan, Bapanas juga terus memantau harga gabah di tingkat petani dan memastikan harga gabah tetap tinggi. Saat ini, harga gabah di tingkat petani mencapai Rp8.000 per kilogram, dengan NTP (Nilai Tukar Petani) 120, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah.
“Meskipun harga gabah tinggi, harga beras di pasaran harus tetap terjangkau bagi konsumen. Cadangan beras pemerintah ini berfungsi untuk menyeimbangkan harga di pasaran,” jelas Rachmi.
Bapanas berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan daya beli konsumen. Bapanas juga terus mengupayakan berbagai langkah untuk menjaga ketahanan pangan nasional. (L/RE1/RI-1)
Baca Juga: Kedatangan Ulama Asal Palestina Disambut Meriah Santri Al-Fatah Lampung
Mi’raj News Agency (MINA)