Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bappenas: Dunia Mulai Lirik Keuangan Syariah

Risma Tri Utami - Selasa, 5 Desember 2017 - 20:34 WIB

Selasa, 5 Desember 2017 - 20:34 WIB

147 Views ㅤ

Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pungky Sumadi. (Foto: Risma MINA)

Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pungky Sumadi. (Foto: Risma MINA)

Depok, MINA – Dalam beberapa tahun terakhir, Keuangan syariah mulai dilirik oleh negara-negara di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Bahkan, peluang Indonesia menjadi pusat keuangan syariah pun dianggap berbagai pihak memiliki potensi cukup besar ketimbang negara lain.

Namun, menurut Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pungky Sumadi, peluang tersebut tidak segera ditangkap oleh para pelaku industri keuangan syariah di dalam negeri.

“Karenanya, seringkali peluang tersebut justru diambil oleh pelaku-pelaku industri keuangan syariah dari negara lain,” kata Pungky dalam Press Conference Seminar Indonesia Sharia Economic Outlook 2018 bertajuk Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai Arus Baru Perekonomian Indonesia di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (5/12).

Pungky mencontohkan saat ada tawaran masuk dari Bank Syariah Suriname dengan sejumlah peluang yang ada. Tapi karena saat itu kondisi pelaku industri syariah Indonesia belum memungkinkan, maka Malaysia masuk.

Baca Juga: Purna Tugas, PJ Walikota Bogor Berpamitan ke PWI Kota Bogor

“Jadi, kita kalah cepat bergerak. Terus terang begitu, peluang yang ada tidak termanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

Hingga September, komposisi keuangan syariah untuk pembangunan nasional sebesar 5,7%. Ke depan, Pungky memprediksi akan terus naik hingga kisaran 6 sampai 7,5%. Apalagi jika Bank Pembangunan Dearah (BPD) Nusa Tenggara Barat berubah menjadi syariah, potensinya akan lebih besar dari itu.

Rintangan yang dihadapi para pelaku industri keuangan syariah Indonesia saat ini adalah dalam melihat peluang pasar yang begitu besar. Para pelaku industri Tanah Air juga harus melakukan kerjasama dengan pelaku industri atau penyandang dana lainnya untuk mulai bergerak berekspansi keluar.

“Ini yang kemudian menyebabkan kemandekan perkembangan keuangan syariah dalam negeri,” ujarnya. (L/R09/RS3)

Baca Juga: Polisi Tangkap WNI Inggris Pengedar Narkoba

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Erdogan ke Indonesia 11-12 Februari, Ini Agendanya

Rekomendasi untuk Anda