Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BAPPENAS:  Stunting Dapat Rugikan Ekonomi Indonesia

Hasanatun Aliyah - Rabu, 28 Maret 2018 - 19:04 WIB

Rabu, 28 Maret 2018 - 19:04 WIB

85 Views

(Foto: Bappenas)

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. (Bappenas)

Jakarta, MINA – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengatakan  apabila stunting (anak bertubuh pendek/kerdil) terus dibiarkan maka dapat merugikan ekonomi Indonesia.

“Stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domostik Bruto (PDB) pertahun. Jika PDB negara kita RP. 13.000 triliun pada 2017, maka diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai 300 triliun per tahun,” katanya dalam acara Stunting Summit (pertemuan yang membahas stunting) dengan tema “Bersama Cegah Stunting” di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/3).

Terkait hal itu, ia mengajak para kepala daerah didukung pemangku kepentingan pembangunan lainnya untuk berinvestasi terhadap masalah stunting karena berpotensi dapat mencapai keuntungan 48 kali lipat.

“Melalui stunting summit ini, pemerintah berharap dapat menggalang komitmen kepala daerah, serta meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dengan bersama-sama mencegah dan menurunkan prevelensi stunting di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres

Ia menjelaskan, stunting summit merupakan pertemuan nasional yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di ndoensia dalam rangka mendorong  penurunan stunting di Indoensia. Stunting sammit menjadi momentum bagi pemerintah lokasi intervensi secara bertahap,

“Sebagai tindak lanjut arahan bapak Presiden  mengenai pentingnya mengatasi masalah stunting yang disampaikan pada rapat paripurna DPR RI tanggal 16 Agustus 2017 lalu tentang RAPBN 2018, pemerintah melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang difokuskan pada 100 kabupaten dan kota pada 2018,” paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, rencananya intervensi tersebut akan diperluas mencakup 160 kabupaten/kota, terutama kabupaten di provinsi  Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Stunting (anak bertubuh pendek) adalah kondisi tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia

Dalam jangka pendek, kekurangan gizi akan menyebabkan ganguan kecerdasan, tidak optimalnya ukuran tubuh (fisik), ganguan metabolisme hingga berpengaruh pada produktifitas saat dewasa, serta meningkatnya resiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.

Peserta dalam acara ini, dihadiri 34 gubernur seluruh Indonesia, 100 bupati/walikota lokasi prioritas penurunan stunting , 33 bupati lokasi Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) serta 100 kepala desa dengan jumlah keseluruhan peserta Stunting Summit sebanyak 1.000 orang. (L/R10/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Palestina
MINA Preneur
Ekonomi