Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KOMANDAN AL-QASSAM: KAMI TETAP TEGUH

Rendi Setiawan - Senin, 1 Juni 2015 - 08:00 WIB

Senin, 1 Juni 2015 - 08:00 WIB

600 Views

Komandan sayap militer Hamas, Al-Qassam di Tepi Barat. Abdullah Barghouthi. (Foto: PIC)
Komandan sayap militer <a href=

Hamas, Al-Qassam di Tepi Barat. Abdullah Barghouthi. (Foto: PIC)" width="280" height="176" /> Komandan sayap militer Hamas, Al-Qassam di Tepi Barat. Abdullah Barghouthi. (Foto: PIC)

Gaza, 14 Sya’ban 1436/1 Juni 2015 (MINA) – Komandan Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Islam Hamas di Tepi Barat yang masih ditahan, Abdullah Barghouthi dalam wawancara yang sampaikan kepada para pemimpin Hamas mengatakan, “Ketahuilah kami tetap sabar menunggu janji sebagaimana kalian janjikan pada kami. Janganlah kalian kasihan atas musuh-musuh kalian.”

Barghouthi yang diberi gelar “Pemimpin Bayangan” dalam pembicaraannya dengan sebuah radio Gaza melalui saluran telepon beberapa waktu lalu, ia mengatakan, Palestina harus dibebaskan dari penjajahan, tawanan sekarang atau 1000 tahun lagi, takkan mengubah pendiriannya dan akan tetap teguh.

Gaza telah mengangkat kepala kita, kepala bangsa Arab dan kaum muslimin. Gaza telah mengangkat Jama’ah Ikhawanul Muslimin serta gerakan Hamas dan Al-Qassam ke atas langit-langit,” tegasnya, demikian Pusat Info Palestina melaporkanyang dikutip Mi’raj Islamic News Aagency (MINA), Senin (1/6).

Abdullah Barghouthi adalah tawanan terlama dalam sejarah Palestina. Bulan Maret 2015 ini ia memasuki masa tahanan yang ke 13 tahun. Israel menangkapnya dari depan rumah sakit di Ramallah, saat menemani anaknya untuk berobat pada 5 Mei 2003 lalu. Ia ditangkap dan disiksa selama enam bulan.

Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi

Ia didakwa bergabung dalam Brigade Izzudin Al-Qassam dan dituduh bertanggung jawab atas sejumlah operasi perlawanan yang menewaskan sejumlah serdadu Israel dan warga Yahudi.

Pengadilan Israel menjatuhkan vonis 67 kali seumur hidup. Israel pun menolak membebaskanya dalam transaksi pertukaran tawanan pada April 2011 lalu. Ia juga dikurung dalam tahanan isolasi sejak penangkapanya hingga bulan April 2012. Ia berkewarganegaraan Jordania kelahiran Bet Raima, Ramallah Tepi Barat. (T/P011/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hezbollah dan Houthi Kompak Serang Wilayah Pendudukan Israel

Rekomendasi untuk Anda