Al-Quds (Yerusalem), 22 Ramadhan 1434/30 Juli 2013 (MINA) – Sekretaris Jenderal Palestinian National Initiative, Dr Mustafa Barghouti menyatakan, Israel sedang mencoba untuk menggunakan isu melepaskan beberapa tahanan politik Palestina untuk secara politik memeras Palestina melanjutkan perundingan damai langsung.
Keputusan Israel untuk melepaskan 104 tahanan Palestina sebagai “sikap baik” bukanlah suatu tindakan kebaikan. Namun, merupakan tanggung jawab tertunda yang seharusnya dilakukan 20 tahun yang lalu.
“Pembebasan itu harusnya terjadi 20 tahun yang lalu, di mana tahun yang hilang di balik jeruji”, kata Barghouti seperti dilaporkan IMEMC yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Dia mengungkapkan, para tahanan Palestina seharusnya dibebaskan pada 1993 ketika Perjanjian Oslo pertama ditandatangani antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Dia juga mengatakan bahwa keputusan Israel tidak jelas dan sarat dengan jebakan, karena ketentuan Israel membebaskan para tahanan Palestina secara bertahap seiring kemajuan perundingan damai.
“Menteri Kehakiman Israel, Tzipi Livni, mengatakan bahwa pembebasan bertahap tergantung pada kemajuan perundingan damai langsung,” tegas Barghouti, “Ini berarti Israel memeras rakyat Palestina untuk mewajibkan mereka memberikan konsesi” tambahnya.
Pejabat Palestina juga mengatakan bahwa perjuangan Palestina yang sah untuk pembebasan dan kemerdekaan adalah perjuangan bagi lebih dari 4800 tahanan.
“Para tahanan mengorbankan kebebasan mereka untuk membebaskan rakyat mereka, bukan untuk kesepakatan sebagian saja,” ia menambahkan, “Apa yang terjadi sekarang sangat serius, perundingan damai langsung adalah sekitar untuk melanjutkan kembali saat Israel melanjutkan kegiatan pemukiman ilegal Yahudi yang berkelanjutan dengan pelanggaran melawan rakyat Palestina dan tanah mereka.”
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Pusat Dukungan dan Hak Asasi Manusia (HAM) khusus Tahanan Palestina, Addameer melaporkan, hingga catatan Juni 2013, sekitar 4.979 warga Palestina masih berada di dalam penjara-penjara Israel tanpa tuduhan dan dakwaan yang jelas. Termasuk dalam tahanan itu ada delapan anggota parlemen aktif yang merupakan tahanan administratif.
Ia juga mengatakan, Israel melakukan taktik lama menggunakan perundingan damai langsung untuk menutup-nutupi pembangunan dan kegiatan memperluas pemukiman ilegal Yahudi, serta tanpa niat untuk menghentikan invasi, pelanggaran dan serangan tersebut.(T/P014/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel