Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayi Palestina Meninggal setelah Israel Tunda Izin Perawatan

sri astuti - Jumat, 1 April 2022 - 21:43 WIB

Jumat, 1 April 2022 - 21:43 WIB

95 Views

Fatima Al-Masri yang berusia 19 bulan meninggal di Gaza setelah menunggu lima bulan agar Israel memberikan izinnya untuk meninggalkan daerah kantong yang diblokade untuk perawatan [Foto/Twitter]

Gaza, MINA – Seorang bayi Palestina berusia 19 bulan meninggal di Gaza pekan lalu, setelah menunggu lima bulan hingga Israel memberikan izin untuk meninggalkan daerah kantong yang diblokade untuk perawatan.

Fatima Al-Masri, tahun lalu didiagnosis dengan lubang di jantung, melewatkan dua janji untuk perawatan di Rumah Sakit Al-Makassed di Yerusalem, pada bulan Desember dan Februari, sementara keluarganya berulang kali diberitahu bahwa kasusnya “sedang ditinjau” oleh Koordinasi dan Administrasi Penghubung Israel, MEMO melaporkan pada Kamis (1/4)

“Saya mencintainya dari lubuk hati yang terdalam. Saya berharap saya meninggal seperti dia,” kata Jalal Al-Masri, ayah Fatima. “Mereka terus mengatakan pengajuani itu ‘sedang ditinjau, sedang ditinjau’ dan kemudian dia meninggal.

“Rasanya seperti saya telah mati juga, tanpa Fatima dalam hidup saya. Tidak ada yang menghancurkan seseorang lebih dari kehilangan anak mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Lebih dari 10.000 Warga Palestina Terjebak di Gaza Utara

“Kami berada di bawah blokade. Saya tidak mengerti bagaimana Israel dapat mengirimi saya pesan ini tentang kasusnya yang sedang ditinjau. Jika Israel ingin mengirimnya sendiri untuk perawatan, maka kirim dia,” tambah Masri.

Kematian Fatima telah dikecam oleh beberapa kelompok hak asasi manusia, termasuk Pusat Hak Asasi Manusia Al-Mezan.

“Al-Mezan sangat menyesali kematian Fatima dan mengutuk keras penutupan yang sedang berlangsung oleh Israel di Jalur Gaza dan pembatasan yang terkait dengan pergerakan warga Palestina, yang termasuk menolak akses pasien ke rumah sakit di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Israel dan luar negeri,” tulis Al-Mezan dalam sebuah pernyataan.

Banyak warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka sejak 2006, karena Israel menolak untuk mengeluarkan izin medis bagi mereka yang tinggal di Jalur Gaza. Selain itu, sementara anak-anak yang terkena kanker mendapatkan izin medis untuk dirawat di rumah sakit Yerusalem, orang tua mereka tidak diizinkan untuk menemani mereka. Mereka ditinggalkan sendirian di rumah sakit atau salah satu kakek-nenek yang hanya diizinkan untuk merawat mereka.

Baca Juga: RS Al-Awda Jadi Target Serangan Berikutnya Tentara Penjajah Israel

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Michael Lynk, dalam sebuah laporan pekan lalu yang menggambarkan kontrol Israel atas wilayah Palestina sebagai “apartheid”, mengatakan sistem kesehatan Gaza tidak stabil, dengan kekurangan profesional kesehatan yang serius, peralatan perawatan yang tidak memadai dan rendah persediaan obat-obatan.

Mahmoud Shalabi, Manajer Program di Gaza untuk badan amal, Bantuan Medis Palestina, mengatakan blokade telah “mencekik” sistem kesehatan, membuat rumah sakit kekurangan obat-obatan dan peralatan, dan kondisi itu memburuk selama pandemi. (T/R7/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Perlawanan Pejuang Al-Qassam Hancurkan Lima Tank Israel di Gaza Utara

Rekomendasi untuk Anda