Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayi Rohingya Lahir di Pengungsian Bangladesh Dinamani Recep Tayyip

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 10 Maret 2018 - 09:37 WIB

Sabtu, 10 Maret 2018 - 09:37 WIB

210 Views

Bayi Rohingya di pengungsian Bangladesh bernama Recep Tayyip (Anadolu Agency)

Bayi Rohingya di pengungsian Bangladesh bernama Recep Tayyip (Anadolu Agency)

Cox’s Bazar, MINA – Bayi Rohingya lahir di sebuah rumah sakit lapangan Turki di Bangladesh pada Jumat (9/3/2018) dan diberi nama Recep Tayyip.

Kedutaan Besar Turki di Dhaka berbagi foto bayi yang baru lahir mengacu pada nama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di akun Twitter resminya.

“Recep Tayyip, bayi Rohingya pertama yang lahir dengan operasi caesar di rumah sakit lapangan Turki di Cox’s Bazar, menyapa dunia hari ini dalam pelukan staf medis Turki,” tweet itu menyebutkan.

Rumah sakit lapangan yang didirikan oleh Kementerian Kesehatan Turki di kota Cox’s Bazaar mulai menangani pasien pada bulan Februari.

Baca Juga: Festival Indonesia di Melbourne, Warga Australia Nikmati Pesona “Gemilang Sriwijaya”

“Pengungsi Rohingya di wilayah ini sangat diperhatikan Presiden Recep Tayyip Erdogan,” kata Jamaladdin Mohammad, kepala dokter di rumah sakit tersebut.

Itulah sebabnya keluarga bahagia menamai bayi itu dengan nama presiden tersebut, tambahnya.

Staf rumah sakit mengatakan bahwa bayi dan ibunya dalam keadaan sehat.

Sejauh ini, 10.000 pasien telah dirawat di rumah sakit tersebut.

Baca Juga: Australia Siaga Gelombang Panas Ekstrem, Warga Diminta Waspada dan Hemat Energi

Turki memberikan bantuan kemanusiaan kepada Muslim Rohingya melalui berbagai institusi dan organisasi seperti Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki (TIKA), Bulan Sabit Merah Turki, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) dan Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH).

Sejak 25 Agustus 2017, lebih dari 750.000 warga Rohingya mengungsi, kebanyakan anak-anak dan perempuan, dengan meninggalkan Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh, setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas Muslim minoritas, menurut Amnesty International.

Sedikitnya 9.000 Rohingya tewas di negara bagian Rakhine dari 25 Agustus hingga 24 September tahun lalu, menurut Doctors Without Borders.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 12 Desember 2017, organisasi kemanusiaan global tersebut mengatakan bahwa kematian 71,7 persen atau 6.700 Rohingya disebabkan oleh kekerasan. Mereka termasuk 730 anak di bawah usia lima tahun. (T/RS2/RI-1)

Baca Juga: India Pulihkan Kehadiran Diplomatik Penuh di Afghanistan

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Tegas pada Koruptor, Xi Jinping Pecat Dua Jenderal dan Tujuh Pejabat Militer

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Indonesia
Internasional
Internasional
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 pada Selasa (23/9) di New York, Amerika Serikat mengangkat sebuah foto seorang anak Palestina yang kekurangan gizi parah di Gaza (foto: Anadolu Agency)
Amerika