Jakarta, MINA – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjadi mitra resmi Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations for Development Program (UNDP) dalam mengembangkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Sebelumnya beberapa pekan lalu Baznas diundang UNDP di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) terkait acara penandatanganan Letter of Intent (LoI) BAZNAS-UNDP untuk pendirian Laboratorium Innovative Financing for SDGs di Jakarta,
“LoI terkait kerja sama membangun Laboratorium Finansial dan Pendanaan Inovatif Islam untuk SDGs atau Islamic Innovative Funding and Financing Lab for SDGs,” kata Wakil Ketua Baznas Zainulbahar Noor di Jakarta, Jumat (17/11).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Ia menambahkan, implementasi LoI akan dilaksanakan oleh komite yang akan ditunjuk kedua belah pihak yang mewakili masing-masing organisasi.
“Pembiayaan inovatif untuk SDGs berasal dari dana zakat dan wakaf umat Islam Indonesia yang dikumpulkan melalui mekanisme penyiapan yang tepat oleh kedua belah pihak. Ini tentu disesuaikan dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara kita,” katanya.
Kerjasama ini merupakan kesempatan bagi Baznas untuk mewujudkan visi menjadi lembaga pengelola zakat terbaik di dunia yang dirintis melalui program-program SDGS.
“PBB memberikan dukungan terhadap pembangunan lab pembiayaan inovatif yang diluncurkan Baznas dan UNDP Indonesia, karena Baznas dianggap memiliki manajemen keuangan Islam yang baik,” kata Zainulbahar.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Sementara itu, Wakil Direktur Wilayah UNDP Indonesia Francine Pickup, mengatakan, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dapat belajar dari Indonesia dan menerapkan kebijakan pembiayaan zakat untuk mendukung program SDGS.
“BAZNAS telah membangun kemitraan dengan UNDP dalam mengembangkan panduan keagamaan fikih untuk SDGs, sebuah model menarik bagi banyak pihak untuk dipelajari dan diterapkan,” katanya.
Francine mengungkapkan, kantor perwakilan UNDP di negara-negara Arab dan Timur Tengah juga negara-negara seperti Bangladesh, Maladewa dan Filipina di kawasan Asia Pasifik tertarik untuk belajar dari pengalaman Indonesia.
Pihaknuya mengidentifikasi acara internasional yang akan datang di mana Baznas bisa mempersembahkan karyanya.
“‘Smart for SDGs’ adalah platform kerja sama selatan-selatan yang baru, di mana Indonesia dapat memimpin pembiayaan inovatif, termasuk melalui keuangan dan sistem finansial Islam, zakat, infak, sedekah dan wakaf,” kata Francine. (R/R08/P1)
Mi’raj Newa Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa