Sukabumi, MINA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan program lumbung padi di sejumlah daerah di Indonesia untuk memberdayakan petani.
Program tersebut dihaprapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mustahik dengan mendorong produktivitas dari bidang pertanian dan perkebunan.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Mohd. Nasir Tajang mengatakan, saat ini Program Lumbung Pangan telah dikembangkan di beberapa daera di Indonesia, di antaranya Sukabumi, Karawang, Pandeglang, dan Papua.
“Untuk mendorong mustahik menjadi mandiri, BAZNAS memberikan modal usaha berupa sarana produksi pertanian dan perkebunan, bantuan sewa lahan, teknologi, hingga akses pemasaran,” katanya, menurut keterangan Press Release yang diterima MINA, Jumat (29/3).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Ia menambahkan, program ini juga ramah lingkungan karena menggunakan sistem pertanian organik.
Setelah mendapat bantuan produksi dari BAZNAS tersebut, para petani telah meningkat pendapatannya. Seperti Program Lumbung Pangan di Kampung Cibatu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, sebanyak 30 petani mustahik menggarap lahan 10 hektar.
“Dengan tanah seluas itu, setiap mustahik diberi modal usaha sebesar Rp 13.250.000 untuk bertani dengan metode System of Rice Intensification (SRI) yang ramah lingkungan, mampu memangkas biaya produksi, namun dapat meningkatkan kualitas, jumlah produksi, dan nilai jual,” ujarnya.
Menurut Nasir, rata-rata pendapatan petani sebelum dibantu BAZNAS adalah sebesar Rp1.378.000 atau masih berada dibawah Garis Kemiskinan Nasional tahun 2018 yang ditetapkan sebesar Rp1.601.613.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Nasir berharap, pada musim tanam ke-3 peningkatan penghasilan rata-rata petani Rp1.665.000 per bulan dari sebelumnya rata-rata hanya sebesar Rp551.000. Sehingga dengan adanya peningkatan pendapatan dari hasil pertanian organik ini, pendapatan petani meningkat menjadi sebesar Rp3.043.000. Sementara itu UMK Kabupaten Sukabumi tahun 2019 yakni Rp2.791.015.
“Jika dibandingkan dengan Garis Kemiskinan Nasional tahun 2018 penghasilan tersebut lebih tinggi sebesar 90 %, maka program Lumbung Pangan BAZNAS Sukabumi yang dijalankan, InsyaAllah dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan,” jelasnya.
Pendamping Program Lumbung Pangan di Karawang dari Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) BAZNAS, Aris Munandar mengatakan, dengan pemberian modal usaha tersebut, mustahik petani merasa terbantu karena meringankan beban dan tak perlu mengganti dengan bunga.
“Selain memberikan modal usaha, BAZNAS juga memberikan pelatihan-pelatihan dan pendampingan. Tujuannya tentu agar perekonomian meningkat dan kedepannya mereka bisa mandiri,” katanya.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Ia juga menambahkan, di Karawang, terdapat 23 mustahik petani yang diberdayakan dan mengelola lahan seluas 23,5 hektar. Sebelum diberdayakan oleh BAZNAS, rata-rata para petani hanya melakukan panen padi 9 ton setiap 1 hektar.
Lumbung Pangan BAZNAS juga membantu para mustahik petani terhindar dari riba, karena kebanyakan petani yang ada ketika mulai memasuki masa tanam, mereka meminjam uang ke rentenir atau bank yang terkadang malah menjerat mereka. (R/hbb/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng