Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BAZNAS Lakukan Analisis Dampak Ekonomi Bencana di Sulteng

Nidiya Fitriyah - Kamis, 11 Oktober 2018 - 20:47 WIB

Kamis, 11 Oktober 2018 - 20:47 WIB

4 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Sebagai salah satu institusi yang memiliki peran penting dalam menangani bencana gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng), Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melakukan analisis dampak ekonomi yang dialami oleh para korban. 

Ketua BAZNAS Bambang Soedibyo menjelaskan, peran BAZNAS yang dilakukan diawali dengan fase rescue (upaya penyelamatan secara cepat dan tepat), relief (bantuan kebutuhan dasar untuk mengembalikan kemandirian korban), recovery (pengembalian keadaan sebelum terjadi bencana) dan reconstruction (pembangunan kembali sarana prasarana yang rusak akibat bencana). 

“Pada saat terjadi bencana, masyarakat yang terdampak akan kehilangan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aset-aset pribadi maupun umum yang rusak akibat bencana akan menghalangi produktivitas mereka dalam melakukan berbagai hal, misalnya dari segi ekonomi,” ujarnya saat melakukan jumpa pers di Jakarta, Selasa (11/10). 

Oleh sebab itu, Bambang mengatakan, mereka pun dapat dikategorikan sebagai ashnaf fakir dan berhak untuk mendapatkan zakat. Selain dapat diberikan uang zakat, para masyarakat terdampak bencana juga bisa diberikan bantuan dari uang infaq dan sedekah yang ada di BAZNAS. 

Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama

Sementara itu, Direktur Pusat Kajian Strategis BAZNAS (Puskas BAZNAS) Irfan Syauqi Beik menjelaskan mengenai perhitungan kerugian infrastruktur dan pemetaan potensi kerugian terbesar pada sektor ekonomi di wilayah terdampak yang dialami oleh Palu-Donggala. 

Untuk Kota Palu, estimasi kerugian infrastruktur senilai 23,9T. Dari sisi perekonomian potensi terbesar pada sektor yang terdampak yaitu industri (48% di Kecamatan Mantikulore), peternakan (39% di Kecamatan Palu Utara) dan Hortikultura (40% di Kecamatan Tawaeli). 

“Potensi infrastruktur kesehatan terdampak paling besar di Kecamatan Mantikulore (23%) dan infrastruktur pendidikan di Kecamatan Palu Timur (19%),” ujar Irfan. 

Dia menjelaskan, untuk Kabupaten Donggala estimasi kerugian infrastruktur senilai 773,2 M. Dari sisi perekonomian potensi terbesar pada sektor yang terdampak yaitu perkebunan (38% di Kecamatan Sindue Tambusabora), peternakan (23% di Kecamatan Dampelas), hortikultura buah-buahan (32% di Kecamatan Sindue Tobata) dan Hortikultura sayur-sayuran (30% di Kecamatan Tanantovea). Potensi infrastruktur kesehatan dan infrastruktur pendidikan terbesar di Kecamatan Banawa Selatan (12%).

Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa

“Dengan adanya analisis dampak ekonomi bencana ini maka diharapkan hal tersebut akan memberikan panduan bagi BAZNAS untuk mendesain program intervensi dalam rangka pemulihan perekonomian lokal, baik di Palu-Donggala maupun di Lombok,” tambahnya.(L/R04/R01) 

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia