Jakarta, MINA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyebutkan potensi ekonomi kurban tahun 2022 mencapai Rp31,6 triliun atau meningkat 74 persen dari potensi tahun 2021.
Menurut keterangan pers yang diterima MINA, Rabu (6/7), hasil itu didapat BAZNAS melalui sebuah kajian dan penelitian.
Potensi ekonomi kurban sebesar Rp31,6 triliun berasal dari 2,61 juta shohibul qurban dan sekitar 2,1 juta hewan kurban yang disembelih dan terdiri atas 1,6 juta ekor domba/kambing dan 521 ribu ekor sapi.
BAZNAS yang tahun ini kembali menggulirkan Kurban Online BAZNAS mengaku siap bekerja ekstra keras dan maksimal agar potensi ekonomi kurban 2022 dapat tercapai.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“BAZNAS sangat mendorong dan mengupayakan secara maksimal agar Kurban Online BAZNAS dapat berjalan baik, demi hasil terbaik untuk meningkatkan pendapatan peternak mustahik dan kesejahteraan umat,” kata Ketua BAZNAS RI, Prof Noor Achmad.
Menurut Noor, berdasarkan hasil kaji dampak yang dilakukan pada Program Pemberdayaan Peternak Mustahik BAZNAS, program Balai Ternak sebagai program pemberdayaan mustahik terbukti dapat mentransformasikan mustahik pada kondisi material yang lebih baik.
Hal ini pun semakin memacu semangat BAZNAS untuk bekerja maksimal dan memanfaatkan momentum Idul Adha untuk meningkatkan perekonomian peternak mustahik.
Noor melanjutkan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan potensi itu, mulai dari persiapan peternak di Balai Ternak BAZNAS.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Persiapan ini juga perlu kita siapkan bersama-sama bagaimana kita menyiapkan hewan-hewan kurban yang baik, artinya bahwa pembinaan kita kepada peternak menjadi penting sekali karena hewan kurban-kurban diberikan kepada amil kurban yakni hewan yang terbaik. ini merupakan pembinaan kurban itu sendiri,” kata Noor Achmad.
Noor menambahkan, berbagai persiapan matang lainnya juga harus dipersiapkan dengan rapi, mulai dari peternak, bagaimana cara memelihara, menghubungkan hewan kurban tersebut sehingga tidak asal-asalan.
“Paling tidak ada lima komponen yang harus diperhatikan dalam persiapan ini. Kedua, pelaksanaan, bagaimana ekonomi kurban dalam pelaksanaan, bagaimana menyiapkan orang yang menyembelih, karena tidak boleh asal-asalan, tidak boleh menyakiti hewan kurban perlu ada pelatihan, di sini juga perlu adanya pelatihan khusus,” katanya.
Seperti Idul Adha edisi-edisi sebelumnya, tahun ini BAZNAS juga mengupayakan mengemas daging kurban dalam bentuk kaleng agar lebih menjangkau masyarakat yang ada di daerah 3T sekaligus terkait program mengentaskan kemiskinan dan stunting.
“Kemudian yang ketiga, penerima manfaat, bagaimana kita bisa melihat potensi-potensi yang ada dan mendapat perhatian kita semua, diprioritaskan mereka yang betul-betul fakir miskin, bagi mereka yang hanya bisa menikmati daging satu tahun sekali, harus diperhatikan bersama-sama,” katanya.(R/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa