Jakarta, 28 Rabiul Akhir 1438/27 Januari 2017 (MINA) – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menilai zakat berpotensi menjadi sumber daya alternatif untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia di mana banyak masyarakat muslim sehingga pemberdayaan zakat sangat potensial.
““Kami mengajak gerakan zakat di Indonesia untuk menempatkan poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai cara pandang alternatif dalam mengukur dan memandu program-program pemberdayaan zakat,” ujar Ir. Nana Mintarti, Anggota BAZNAS saat menyampaikan materi di acara Philantropy Learning Forum 13 dengan tema Zakat on SDGs pada hari Kamis (26/1) di Jakarta.
Ia menambahkan, kerangka berpikir alternatif tersebut diperlukan karena SDGs telah menjadi kesepakatan setiap bangsa-bangsa untuk diterapkan hingga akhir 2030. Berbagai program pendayagunaan yang dilakukan Baznas dan lembaga-lembaga zakat di Indonesia sudah terdapat dalam 17 point tujuan SDGs.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
”BAZNAS memandang SDGs sebagai alat untuk mewujudkan kemajuan Indonesia yang selaras dengan visi, yaitu menyejahterakan mustahik, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mendorong kesehatan masyarakat dan seluruh aspek lainnya dalam pemberdayaan mustahik.” katanya
Menurut Nana, berbagai program pendayagunaan yang dilakukan oleh BAZNAS dan lembaga-lembaga zakat di Indonesia sudah terdapat dalam 17 point tujuan SDGs, terutama masalah kemiskinan. “Hingga saat ini program-program zakat sebagian besar menyasar pada pengentasan kemiskinan, sebab kemiskinan merupakan asnaf (golongan yang berhak menerima) zakat terbesar,” tutupnya. (L/R08/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal