Jakarta, MINA – Setelah menggulirkan program 5.000 Doktor, tahun ini Kementerian Agama juga akan memberi kesempatan beasiswa kuliah bagi ustadz pesantren baik di dalam maupun luar negeri.
Rencana program ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamarudin Amin saat pemaparan Program Strategis Pendidikan Islam Tahun 2019, dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama, di Jakarta, Kamis (24/1).
“Program ini dibuat dalam kerangka penyebarluasan moderasi beragama,”kata Kamaruddin, dikutip dari rilis Kemenag.
Menurutnya, akhir-akhir ini ruang publik mulai banyak diisi oleh narasi atau wacana keagamaan yang cenderung berada di titik ekstrem. Baik ultra konservatif ataupun liberal.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Untuk itu kalangan pesantren, baik kiai dan santri sebagai salah satu pihak yang otoritatif dalam permasalahan keagamaan perlu didorong untuk dapat melakukan kontra narasi. Salah satunya dengan memberikan kesempatan mereka untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan.
“Kita ingin menjembatani otoritas ulama yang ada di pesantren dan perguruan tinggi yang selama ini berada di menara gading untuk turun di masyarakat, untuk merebut otoritas ruang publik tadi,” ujar Kamarudin.
Program yang akan dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ini dilakukan dalam berbagai bentuk. Mulai dari pemberian beasiswa para santri dan para ustadz untuk menempuh pendidikan di dalam maupun luar negeri, pelatihan para anak kiai tentang manajemen pesantren, hingga pelatihan digital dan menulis bagi kalangan santri.
Dengan dilakukannya program ini, diharapkan dapat menghasilkan 5.000 Kiai sebagai penyeimbang 5.000 doktor yang telah dihasilkan Kemenag melalui program serupa.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Program ini diharapkan Kemenag dapat menjangkau lebih dalam kalangan pesantren yang selama ini sesungguhnya telah bergelut dengan pemahaman keagamaan.
Kamarudin juga menyampaikan, Ditjen Pendidikan Islam telah menyusun buku rujukan tentang Moderasi Beragama. “Mudah-mudahan setelah nanti direview oleh Badan Litbang, buku tersebut dapat diluncurkan pada tahun ini,” pungkasnya. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September