Jakarta, 13 Rabi’ul Awwal 1437/24 Desember 2015 (MINA) –Proses operasi bedah pasien perdana di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, disiarkan secara live melalui video telekonferens dengan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jakarta, Kamis.
Bedah dilakukan di ruang Jawa 1 pada pukul 09.55 pagi waktu Gaza dengan pasien muda yang berasal dari Jabaliya, utara Gaza.
Pasien bernama Imad El-Masri (22) sudah menderita penyakit Right Varicocele sejak dua tahun lalu, dan berkesempatan mendapatkan operasinya pada hari ini.
“Operasi dengan nama pasien Imad El-Masri yang lahir pada 22 Januari 1993 sedang berlangsung, dan ditangani tiga dokter yang sudah profesional, di perut bagian kiri bawah,” kata relawan MER-C yang juga pimpinan proyek RS Indonesia di Gaza, Ir Edy Wahyudi yang menyiarkan proses operasi secara langsung melalui video telekonferens.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Edy melanjutkan, dokter yang mengetuai operasi perdana ini adalah Dr. Nasir Redwan, dengan counterpart lainnya Dr. Aqram Husein dan Dr. Hany Kader, serta satu perawat bernama Atala Muhammad.
Saat operasi berlangsung, listrik RS Indonesia sempat mengalami pemadaman untuk beberapa detik, hal ini berhubungan dengan berkurangnya pasokan listrik di area yang diblokade itu. Namun operasi masih bisa dilanjutkan dengan listrik tambahan dari mesin genset rumah sakit.
“Ini hal yang perlu diperhatikan, kami di Gaza masih sangat kekurangan pasokan listrik, apalagi untuk momen antara kehidupan dan kematian seperti ini,” ujar Edy.
Rumah Sakit Indonesia dibangun dengan dana Rp 40 miliar dan tambahan Rp 65 miliar untuk pengadaan alat-alat kesehatan. “Semua anggaran sumbangan masyarakat Indonesia, tanpa campur tangan pemerintah atau negara lain,” tutur Joserizal kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA). “Rata-rata peralatan kesehatan buatan Eropa, hanya tempat tidur buatan Cina.”
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Rumah sakit yang menempati lahan seluas 16.261 meter persegi, merupakan wakaf pemerintah Palestina. Luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi.
Rumah sakit ini terdiri dari dua lantai dan ruang bawah tanah. RS Indonesia memiliki satu ruang UGD (Unit Gawat Darurat) berkapasitas 8-10 pasien, empat kamar operasi, satu ruang ICU (Unit Perawatan Intensif) berkapasitas sepuluh pasien, satu laboratorium, satu ruang radiologi, dan sepuluh ruang perawatan berkapasitas 100-150 pasien.(L/R04/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian