oleh: Illa Kartila*
Ucapan belasungkawa mengalir dari seluruh penjuru dunia bagi Abdullah bin Abdulaziz – Raja Arab Saudi yang dikenal rajin membangun hubungan dengan negara lain – yang meninggal hari Jumat (23/1) dalam usia 90 tahun.
Berkat Raja Abdullah, Saudi memiliki hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. Abdullah merupakan warga Kerajaan Arab Saudi pertama yang melakukan kunjungan resmi ke AS pada tahun 1976 dan bertemu Presiden Gerald Ford.
Sebagai pemimpin salah satu negara eksportir minyak utama dunia dan Muslim Sunni ultrakonservatif, Raja Arab Saudi itu menggunakan uang dan pengaruhnya untuk membentuk aliansi kuat dengan Washington dalam menghadapi pergulatan kekuatan di Timur Tengah dan Asia Tengah.
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Paska peristiwa Serangan 11 September, Raja Abdullah memperkuat hubungan dengan Presiden AS George W. Bush. Arab Saudi memimpin kampanye melawan kelompok militan al Qaeda pada tahun 2003 ketika organisasi teroris itu berusaha untuk melemahkan kerajaan Arab Saudi, di mana 15 dari 19 pembajak pesawat 11 September itu berasal dari negeri ini.
Tak heran jika Presiden AS, Barrack Obama menjadi tokoh dunia pertama yang menyampaikan belasungkawa dengan menyiarkan pernyataan dukacitanya di situs resmi Gedung Putih. “Dengan rasa hormat yang mendalam, saya mengungkapkan belasungkawa saya dan simpati dari rakyat Amerika untuk keluarga Raja Abdullah bin Abdul Aziz dan kepada rakyat Arab Saudi.”
“Sebagaimana negara kita bekerja sama untuk menghadapi banyak tantangan, saya selalu menghargai perspektif Raja Abdullah dan persahabatan kami. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu jujur dan memiliki pendirian kuat. Salah satunya adalah keyakinan teguh dalam pentingnya hubungan AS-Saudi sebagai kekuatan untuk stabilitas dan keamanan di Timur Tengah dan sekitarnya,” tulisnya.
Obama juga menyatakan, “kedekatan dan kekuatan kemitraan antara kedua negara kita adalah bagian dari warisan Raja Abdullah. Semoga Tuhan memberinya kedamaian.”
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Perdana Menteri Inggris David Cameron juga menyatakan dukacitanya. “Dia akan diingat atas pengabdiannya kepada Kerajaan (Arab Saudi), atas komitmennya terhadap perdamaian dan untuk memperkuat pemahaman antaragama. Saya mendoakan keluarga Kerajaan Saudi dan rakyatnya pada waktu yang menyedihkan ini.”
Cameron juga berharap, hubungan Kerajaan Arab Saudi dan Inggris terus berlanjut. “Saya sangat berharap hubungan panjang dan mendalam antara dua kerajaan kita akan berlanjut dan bahwa kita dapat terus bekerja sama untuk memperkuat perdamaian dan kesejahteraan dunia.”
Perdana Menteri India Narendra Modi pun turut menyatakan belasungkawanya lewat akun Twitter-nya. “Beberapa hari lalu, saya berbicara dengan Putra Mahkota Salman dan menanyakan kesehatan Raja Abdullah. Berita tentang wafatnya Raja Abdullah sangat menyedihkan,” katanya.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Raja Abdullah, melalui akun Twitter miliknya. “Mendengar kabar mengenai wafatnya Raja Abdullah bin Abdulaziz. Bela sungkawa untuk keluarga Kerajaan Arab Saudi dan rakyatnya,” tulis PM Najib.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
Sementara Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengungkapkan rasa kehilangannya atas wafatnya Raja Abdullah.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon turut mengutarakan kehilangannya. Ban mengatakan bahwa Raja Abdullah meninggalkan warisan yang masih bisa terlihat hingga saat ini yaitu, jalan menuju perdamaian di Timur Tengah.
Sekjen Ban juga menyampaikan terima kasihnya kepada Raja Abdullah atas bantuannya untuk kemanusiaan. Ini termasuk pula upayanya untuk mendukung perkembangan manusia di wilayah Arab dan dunia. “Raja Abdullah memberikan kontribusi besar untuk perkembangan Kerajaan Arab Saudi. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Arab Saudi menunjukkan perkembangan besar dalam hal kesejahateraan rakyat.”
Sementara Gubernur Jenderal Selandia Baru Sir Jerry Mateparae turut memberikan penghormatan kepada Raja yang wafat di usia 90 tahun itu. Mateparae sadar, kepergian Raja Abdullah tentu menjadi kesedihan mendalam bagi rakyat Arab Saudi.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Jepang juga tidak mau ketinggalan dalam menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya Raja Arab Saudi Abdullah. “Pemerintah Jepang menyampaikan belasungkawa tulus kepada anggota keluarga Al-Saud, pemerintah dan rakyat Arab Saudi,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
“Mendiang Raja memainkan peran penting terhadap perdamaian dan stabilitas dunia Islam serta seluruh dunia selama bertahun-tahun,” kata juru bicara pemerintah memuji prestasi Raja Abdullah.
Dia juga menyatakan harapan bahwa hubungan bilateral antara Jepang dan Arab Saudi akan semakin kuat berdasarkan pondasi yang dibangun oleh almarhum Raja Abdullah. Arab Saudi adalah pemasok minyak terbesar bagi Jepang.
Iran menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Raja Abdullah. Hubungan Teheran dan Riyadh telah tegang sejak revolusi Islam pada 1979 yang menaikkan para ulama Syiah di Iran ke tampuk kekuasaan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
“Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menghadiri pemakaman Raja Abdullah, di Riyadh,” kata juru bicara Kemlu Iran, Marziyeh Afkham.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dalam siaran persnya yang mengirimkan doa semoga Allah yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan pengampunan dan kedamaian kepada almarhum Raja Abdullah Bin Abdul Aziz Al Saud.
“Indonesia mendoakan semoga Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang memberikan pengampunan dan kedamaian kepada Almarhum Raja Abdullah Bin Abdul Aziz Al-Saud serta memberikan ketabahan dan kekuatan kepada seluruh keluarga kerajaan dalam menghadapi takdir illahi ini,”demikian pernyataan Indonesia.
Dari Ankara, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dalam siaran langsungnya di televisi nasional TRT menyatakan menunda kunjungannya ke Somalia begitu mendengar berita dukacita itu dan memutuskan untuk menghadiri pemakaman Raja Abdullah. “Kami telah memutuskan untuk mengunjungi Riyadh saat ini.”
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Sementara dari Paris, Istana Kepresidenan Elysee menyampaikan turut belasungkawa melalui pernyataan tertulisnya dengan menyebutkan Raja Abdullah adalah negarawan yang karyanya sangat berpengaruh terhadap sejarah negeri itu.
“Visi perdamaian Raja Abdullah yang adil dan abadi di Timur Tengah akan terus dikenang dengan relevan. Kepala Negara Perancis mengungkapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada warga Saudi dan menyatakan komitmennya untuk terus mempertahankan persahabatan kedua negara,”demikian pernyataan Istana Elysee.
Dari Kairo, negeri yang sedang bergejolak itu mengirimkan ucapan dukacita, bahkan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memutuskan untuk kembali secepatnya dari Davos guna menghadiri pemakaman Raja Abdullah.
“Warga Mesir tidak akan melupakan Raja Abdullah yang bersejarah,”demikian pernyataan resmi dari Istana Kepresidenan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sementara Raja Maroko Mohammad VI memuji kiprah Raja Abdullah sebagai orang yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia Arab.
Putra pendiri Arab Saudi
Raja Abdullah lahir di Riyadh pada tahun 1924, salah satu dari banyak anak Raja Abdulaziz Al Saud, yang dianggap sebagai pendiri negara Arab Saudi modern. Dalam dekade sebelum menjadi penguasa bangsa, ia memegang berbagai jabatan politik, sampai akhirnya menjadi Wakil Perdana Menteri pertama tahun 1982.
Dia resmi dinobatkan sebagai Raja Arab Saudi tahun 2005. Namun, kenaikannya ke tahta didahului dengan masa jabatan selama satu dekade hampir sama de facto pemimpin karena ketidakmampuan saudara tirinya, Raja Fahd dalam memerintah setelah menderita stroke pada 1996.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Majalah beken Forbes pernah menempatkan Raja Abdullah di posisi ke-11 sebagai orang paling berpengaruh di dunia.
Raja Abdullah adalah lawan yang kuat bagi kelompok Islam Syiah yang memerintah Iran dan menjadi sekutu Suriah Teheran, Presiden Bashar al-Assad. Dukungan Arab Saudi pada oposisi Suriah telah memunculkan kritik dalam beberapa tahun terakhir ini.
Namun meskipun memiliki kedekatan dengan AS, Raja Abdullah dilaporkan kerap frustrasi dengan kegagalan Amerika menjembatani konflik Israel-Palestina. Dia juga telah mendorong pemerintahan Obama untuk mengambil sikap yang tegas terhadap Iran dan lebih mendukung para pemberontak Sunni yang berjuang menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Di dalam negeri, Abdullah meninggalkan warisan baik di kalangan modernis maupun tradisionalis. Menjawab kritik tentang catatan suram Arab Saudi pada hak asasi manusia, khususnya menyangkut hak-hak perempuan, belakangan ini dia mempromosikan adanya peningkatan pengakuan pada hak-hak perempuan untuk pendidikan dan partisipasi dalam politik.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Pada tahun 2009, saat meluncurkan universitas negara yang pertama, dia mengangkat sejumlah wanita di Syura Dewan, dan meminta pemerintah membuat undang-undang baru.
Selama masa kepemimpinannya, Abdullah menorehkan banyak prestasi untuk kerajaan dan negaranya. Misalnya, pada bidang pendidikan, ia membuat 16 universitas baru.
Pada bidang ekonomi, ia melakukan reformasi ekonomi besar-besaran dengan proyek “Kota Ekonomi” dan rencana untuk membuat Arab Saudi sebagai salah satu dari 10 negara tujuan investasi.
Selain itu Abdullah merupakan pemimpin eksportir minyak nomor dua terbesar di dunia dan kelas berat di panggung regional. Nilai ekonomi negara itu mencapai US$777 miliar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Almarhum Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz juga disebut sebagai salah satu raja terkaya di dunia. Forbes pernah melaporkan kekayaan bersih Abdullah diperkirakan mencapai US$21 miliar beberapa tahun yang lalu. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, Forbes melaporkan, kekayaan Abdullah menyusut antara US$17-US$18 miliar atau Rp211 triliun.
Laman Heavy, Jumat (23/1) menyebutkan, Abdullah merupakan raja terkaya ketiga setelah Bhumibol Abdlyadej. Raja Thailand itu sendiri berada di posisi pertama dengan nilai kekayaan US$30 miliar. Sedangkan Abdullah hanya US$17 miliar.
Kekayaan Abdullah sendiri memang menurun dan sampai sekarang belum diketahui berapa total pasti harta Raja Arab itu. Diprediksi, kekayaan pangeran Arab Saudi, Alwaleed Bin Talal Alsaud telah melebihi kekayaan Abdullah, sekitar US$21 miliar.
Selain mewariskan kekayaan yang melimpah, Raja Abdullah juga meninggalkan lebih dari 30 anak dan lebih dari 10 istri.
Digantikan Salman
Pasca Abdullah meninggal, penggantinya langsung ditetapkan – Salman bin Abdulaziz Al-Saud (79 tahun), saudara almarhum. Salman segera saja menunjuk saudara tirinya, Murqin, sebagai putra mahkota dan pewaris kerajaan bila dia sewaktu-waktu wafat.
Salman yang dilaporkan memiliki reputasi sebagai seorang moderat, pernah dianggap sebagai putra mahkota, dan menteri pertahanan sejak 2012. Dia adalah gubernur provinsi Riyadh selama lima dekade sebelum itu.
Dari Riyadh diberitakan Raja Salman, telah mengambil langkah menyelesaikan suksesi dengan mengangkat keponakannya, Mohammed bin Nayef, sebagai deputi putera mahkota.
Dengan keputusan itu berarti, dia akan menjadi orang pertama dari generasi tersebut yang akan memerintah kerajaan Arab Saudi suatu hari nanti.
Pangeran Mohammed – kawan dekat Amerika – memperoleh pujian dari negara-negara Barat karena membasmi pemberontakan Al Qaeda dari 2003 hingga 2006 ketika dia menjabat kepala pasukan keamanan kerajaan.
Dilahirkan pada 1959, Pangeran Mohammed relatif muda dibandingkan standar yang ada di kalangan tokoh-tokoh senior Saudi, dan penunjukannya di urutan kedua untuk memimpin negara kaya minyak itu menjawab pertanyaan tentang suksesi selama bertahun-tahun yang akan datang.
Raja Salman juga mengangkat puteranya Mohammed bin Salman sebagai menteri pertahanan dan kepala mahkamah kerajaan. Salman memutuskan untuk tidak mengubah posisi menteri-menteri lain, termasuk menteri luar negeri, perminyakan dan keuangan.
Dikenal sebagai seorang moderat yang memahami tuntutan ulama konservatif, suku yang berkuasa dan populasi muda yang terus meningkat, Raja Salman akan melanjutkan reformasi sosial dan ekonomi yang dimulai oleh Raja Abdullah.
“Menurut saya Salman bisa dengan baik menjaga keseimbangan rumit yang harus dia lakukan untuk menggerakkan masyarakat ke depan dengan tetap menghargai tradisi dan cara konservatif,” kata Robert Jordan, mantan Dubes AS di Riyadh.
Salman mengendalikan salah satu media terbesar di dunia Arab. Dia yakin demokrasi tidak cocok dengan kerajaan konservatif dan mendukung kehati-hatian dalam reformasi sosial serta budaya.
Selama hampir 50 tahun dia menjabat gubernur Provinsi Riyadh, satu peran yang melibatkan kerja dekat dengan konservatif tradisional dan teknokrat liberal dalam membangun ibu kota Arab Saudi dari kota gurun kecil menjadi metropolis utama.
Dalam keluarga kerajaan yang menjadikan hak untuk menjaga dua tempat suci umat Islam, Mekkah dan Madinah, selaku landasan, Salman punya reputasi sebagai sosok yang saleh dan berpandangan ke depan. “Dia pandai, politis, berhubungan dengan basis konservatif tapi juga berpikiran cukup modern,” kata bekas diplomat di Riyadh itu tentang proses suksesi kerajaan kepada kantor berita Reuters.
Salman yang belajar di “sekolah pangeran” di istana Ibn Saud dari imam Masjidil Haram di Mekkah, juga menentang pengenalan demokrasi di kerajaan, menyitir pembagian kawasan dan kesukuan, dan menegaskan kepada duta besar itu bahwa solusi konflik Palestina-Israel penting untuk stabilitas Timur Tengah. (T/R01/P3)
Mi’rsj Islamic News Agency (MINA)
* Illa Kartila adalah redaktur senior MINA. (Ia dapat dihubungi via Email:[email protected])