Brussels, MINA – Belgia pada Selasa (9/9) mendesak investigasi menyeluruh dan transparan terkait serangan terhadap Flotila Global Sumud di Tunis dan menggarisbawahi pentingnya memastikan keselamatan awak kapal, Anadolu melaporkan.
“Kami menggarisbawahi pentingnya investigasi menyeluruh dan transparan atas insiden di Tunis, dan menyerukan agar keselamatan seluruh awak kapal dipastikan,” tulis Menteri Luar Negeri Maxime Prevot di X, seraya menambahkan bahwa Brussels “tetap memperhatikan” perkembangan seputar armada tersebut.
“Kami menyadari tujuan kemanusiaan dari armada tersebut. Akses kemanusiaan tetap menjadi prioritas dan terus diupayakan melalui jalur diplomatik,” tambahnya.
Ia juga mencatat bahwa akses ke Jalur Gaza “saat ini tidak diizinkan,” dan inisiatif sipil untuk mencapai wilayah Palestina yang diblokade tersebut “harus mempertimbangkan dengan cermat risiko yang terlibat.”
Baca Juga: PM Inggris dan Emir Qatar Bahas Serangan Israel ke Doha
Armada Global Sumud mengatakan pada Selasa bahwa salah satu kapal utamanya, “Kapal Keluarga”, diserang oleh diduga sebagai pesawat nirawak di lepas pantai Tunisia.
Seorang juru bicara armada tersebut mengatakan dalam konferensi pers bahwa serangan tersebut sedang diselidiki.
Armada Global Sumud, yang dinamai berdasarkan kata Arab yang berarti “keteguhan”, terdiri dari lebih dari 50 kapal yang mengangkut orang-orang dari berbagai negara, termasuk dokter, jurnalis, dan aktivis. Sekitar 150 aktivis, termasuk warga Tunisia, Turki, dan lainnya dari Eropa, Afrika, dan Asia berpartisipasi dalam inisiatif ini.
Armada tersebut berlayar dari Barcelona pada akhir Agustus, bersama dengan kelompok lain dari Genoa, Italia, dan diperkirakan akan meninggalkan Tunisia pada hari Rabu menuju Gaza.
Baca Juga: KBRI Dhaka Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan Nepal
Inisiatif ini bertujuan untuk menantang blokade Israel dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB melaporkan pada 22 Agustus bahwa kelaparan telah melanda Gaza utara, dan memperingatkan kelaparan dapat menyebar seiring berlanjutnya blokade Israel.
Perang genosida Israel di Gaza memasuki hari ke-700 pada Jumat, dengan pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 64.500 warga Palestina. Kampanye militer tersebut telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang sedang menghadapi kelaparan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gelombang Protes di Nepal, Bendera One Piece Jadi Ikon Perlawanan