Brussel, MINA – Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib, menyatakan memanggil Duta Besar Israel menyusul hancurnya gedung perkantoran di Gaza yang menampung Badan Kerja Sama Pembangunan Belgia (Enabel) akibat serangan udara Israel.
“Saya baru saja memanggil duta besar Israel untuk menyampaikan kecaman keras kami atas penghancuran kantor Enabel di Gaza,” katanya dalam sebuah postingan di X. Middle East Monitor melaporkan, Jumat (2/2).
“Serangan terhadap infrastruktur sipil melanggar prinsip hukum humaniter internasional. Semua pihak harus menaatinya,” tambahnya.
Israel secara konsisten menargetkan bangunan perumahan dan sipil dalam pemboman tanpa henti terhadap Gaza. Lebih dari 60 persen unit perumahan di Gaza kini telah hancur atau rusak, menurut PBB, yang mengatakan jumlah puing yang disebabkan oleh Israel berjumlah 8.000.000 metrik ton dan akan membutuhkan waktu tiga tahun untuk dibersihkan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Jan Van Wetter, Direktur Enabel, juga melalui X mengungkapkan keterkejutannya atas penghancuran kantor badan tersebut di Gaza oleh Israel.
Dia menulis: “Kantor kami hancur total kemarin akibat pemboman. Kami di Enabel terkejut. Sebagai lembaga pemerintah yang bekerja demi kepentingan publik dalam kerangka hukum humaniter internasional, kami tidak dapat menerima hal ini.”
Di samping postingannya, ia membagikan dua gambar satu menggambarkan bangunan kantor badan tersebut sebelum dilaporkan adanya pengeboman dan yang lain menggambarkan setelahnya.
Hal ini terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Belgia, Petra De Sutter, mengkonfirmasi bahwa negaranya akan terus memberikan bantuan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA).
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Dalam sebuah pernyataan, dia berkata, “Belgia akan terus mendanai UNRWA. Badan ini tidak tergantikan dalam memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak dan penting di Gaza.” Dia menambahkan Belgia akan memantau secara ketat penyelidikan internal PBB dan UNRWA harus memberikan transparansi penuh.
Menlu Belgia, Hadja Lahbib, menambahkan dalam pernyataan terpisah, “Pengungkapan baru-baru ini tentang UNRWA sangatlah serius dan mengkhawatirkan. Investigasinya harus menyeluruh. Semua fakta harus terungkap. Belgia akan terus membantu warga sipil Palestina dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke mereka.”
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas melintasi perbatasan, menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel dan menyandera 240 orang. Serangan Israel di Gaza dimulai pada hari yang sama dan telah menewaskan lebih dari 27.000 orang, kata otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, justru telah membunuh lebih dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel dibunuh oleh Perlawanan Palestina.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Serangan genosida Israel terhadap Gaza menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (T/R7/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki