Yogyakarta, MINA – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto, menyusul kasus keracunan massal di sejumlah wilayah yang menimpa ribuan siswa.
Kritik disampaikan melalui aksi teatrikal, di mana peserta membawa sapi bertopeng Prabowo. Peserta aksi juga memasang spanduk yang memplesetkan program MBG menjadi “Modal Bacot Gede”.
Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kritik satire, bukan penghinaan, sebagai simbolisasi pemberian nutrisi yang seharusnya menjadi tujuan MBG.
“Sapi adalah simbol pemberi nutrisi, bukankah itu yang dicita-citakan Presiden dengan program MBG? Tetapi tugas Presiden bukan hanya memberi nutrisi, tugas Presiden adalah melaksanakan amanah konstitusi,” kata Tiyo, Rabu (24/9).
Baca Juga: Jakarta Kamis Ini Berawan, Hujan Ringan Berpotensi Turun di Beberapa Wilayah
Kritik BEM KM UGM muncul setelah kasus keracunan massal akibat MBG yang menimpa 6.542 siswa di berbagai daerah. Tiyo menekankan, pengawasan terhadap program ini dinilai kurang, sehingga keselamatan siswa terancam.
“Kalau dengan segala kelengkapan alat negara Presiden justru mengabaikan pengawasan, kita perlu waspada,” tegasnya.
BEM KM UGM mendesak pemerintah dan Presiden Prabowo melakukan evaluasi total atas pelaksanaan MBG. Jika evaluasi tidak dilakukan, mahasiswa menilai program tersebut sebaiknya dihentikan demi keselamatan dan hak pendidikan anak-anak.
Tiyo menambahkan, program MBG yang digadang-gadang sebagai prioritas pendidikan disebut-sebut memangkas alokasi anggaran pendidikan. Menurutnya, APBN 2026 menunjukkan sekitar 44 persen anggaran pendidikan atau Rp335 triliun dialokasikan untuk MBG, mengorbankan investasi pendidikan lainnya.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk, AQI Capai 161
“Anak-anak diberi makan, tapi masa depan pendidikan mereka justru dikorbankan. Ini adalah pengkhianatan terhadap konstitusi,” kata Tiyo.
BEM KM menilai, konsekuensi dari melanjutkan MBG bukan sekadar persoalan pangan, tetapi juga pelanggaran hak asasi manusia (HAM) karena mengancam keselamatan siswa dan mengabaikan hak pendidikan.
“Kami minta satu hal, MBG jangan pakai uang pendidikan karena itu pengkhianatan terhadap konstitusi,” tegasnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah dari tingkat SD hingga SMA.
Baca Juga: Prabowo: Indonesia Tak Bisa Selamanya Bergantung pada Amerika
Namun, belakangan program ini menimbulkan kontroversi setelah sejumlah siswa mengalami keracunan massal, memicu perhatian publik dan permintaan agar program dievaluasi total. Masalah ini menjadi sorotan karena selain terkait keselamatan siswa, juga mempengaruhi alokasi anggaran pendidikan yang cukup besar dalam APBN. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas Terik di Sejumlah Wilayah Indonesia