Jakarta, MINA – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Mujiono Koesnandar membantah keterlibatan pihaknya dalam pernyataan Aliansi BEM DKI Jakarta, yang mengkritisi fasilitas untuk tim medis saat menangani COVID-19.
Melalui keterangan tertulisnya, Mujiono menegaskan tidak adanya komunikasi yang dilakukan oleh Aliansi BEM DKI Jakarta ke internal BEM UMJ yang masih aktif.
Mujiono sangat menyayangkan narasi-narasi yang dibangun aliansi tersebut dikarenakan tidak adanya pengkajian sebelumnya.
Ia menghimbau kepada seluruh stakeholder dan mahasiswa UMJ untuk lebih jeli menelaah segala bentuk media informasi agar tidak terprovokasi.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Sebelumnya, Aliansi BEM Jakarta yang diklaim terdiri dari BEM Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), BEM Uhamka, Kalbis Institute, BEM Jayabaya, BEM Esa Unggul, BEM Trilogi dan BEM Stikes Binawan itu menggelar konferensi pers terkait virus corona bertajuk “Lockdown Solusi atau Politisasi” di MM Juice, Cikajang, Jakarta Selatan, Sabtu (4/4).
Mereka mengkritik sejumlah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam penanganan Covid-19. Mereka menilai kebijakan itu kurang tepat dan cenderung bernuansa politis ketimbang solutif.
“Fasilitas hotel bintang 5 untuk tim medis dinilai berlebihan. Lantas apakah itu menjamin bahwa masyarakat Jakarta tidak terinfeksi virus Corona karena belum meratanya tindakan pencegahan dari Gubernur Jakarta terkait virus Corona dikalangan masyarakat menengah kebawah,” ujar Yazid Presiden Mahasiswa STIKES Binawan yang mewakili aliansi. (R/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi