MAHASISWI UNIVERSITAS ISLAM GAZA GELAR PEKAN SOLIDARITAS PALESTINA

City, 30 Jumadil Akhir 1435/30 April 2014 (MINA) – Badan Eksekutif Mahasiswa () khusus Wanita Universitas Islam Gaza mengadakan Pekan Kepedulian dalam rangka perjuangan Palestina, demikian koresponden Mi’raj News Agency (MINA) di Gaza melaporkan, Rabu.
Berbagai kegiatan dilakukan dalam acara ini antaranya pameran khusus situasi dan kondisi tahanan Palestina di penjara-penjara Zionis Israel, pemutaran video-video khusus yang dialami tahanan Palestina di dalam tahanan Israel, pameran foto gugurnya tiga pejuang Gaza, yaitu Shaikh Ahmad Yasin, Abdul Aziz Al Rnatisi dan Ibrahim Maqadma.
Selain itu dilaksanakan juga talkshow yang menghadirkan dua orang perempuan Palestina yang sudah berusia 80 tahunan untuk bercerita tentang kondisi mereka saat mereka diusir dari tanah kelahirannya pada tahun 1948.
Ayaa Mazen Hasouna, Ketua BEM khusus wanita Universitas Islam Gaza,  menjelaskan, kegiatan itu dilaksanakan untuk mengingatkan kembali generasi muda khususnya mahasiswi di lingkungan Universitas Islam Gaza terhadap berbagai peristiwa yang dialami oleh rakyat Palestina sejak dirampasnya tanah Palestina oleh Zionis Yahudi hingga saat ini.
“Kegiatan itu dilaksanakan untuk mengingatkan kembali generasi muda khususnya mahasiswi di lingkungan Universitas Islam Gaza terhadap berbagai peristiwa yang dialami rakyat Palestina sejak dirampasnya tanah Palestina oleh Zionis Yahudi hingga saat ini,” kata Ayaa Mazen Hasouna, Selasa (29/4).
Sementara itu salah seorang pendukung acara Pekan Solidaritas Palestina, Ahmad Ibrahim Al Falit, yang pernah mendekam selama 20 tahun di penjara Israel,  menyatakan bahwa situasi tahanan Palestina di penjara Israel sangat memprihatinkan. Sebanyak 5.000 tahanan di mana 19 diantaranya adalah wanita saat ini mendekam di penjara Israel.
“Situasi tahanan Palestina di penjara Israel sangat memprihatinkan, dari 5.000 tahanan, 19 diantaranya adalah wanita, 1.200 orang tahanan sedang dalam keadaan sakit, 27 orang tahanan mengidap penyakit kanker dan kondisi ini tambah diperburuk dengan tidak ada penanganan medis yang diberikan zonis Israel terhadap para tahanan tersebut,” ungkap Ahmad Ibrahim Al Falit pada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza.
Ahmad Ibrahim Al Falit yang pernah dipenjara Israel sejak 27 Mei 1992 dan dibebaskan baru-baru ini dalam rangka pertukaran tahanan, mengungkapkan, pada akhir tahun 2013 yang lalu, tujuh orang tahanan meninggal akibat tidak tertanganinya penyakit yang mereka derita, Sedangkan pada awal tahun 2014 sudah dua orang tahanan yang meningal di tahanan zionis Israel.
Menurut Ahmad, hak-hak para tahanan yang tidak pernah dipenuhi oleh Israel, yaitu pelarangan untuk dijenguk, pelarangan memperoleh pendidikan, makanan yang tidak memenuhi standar, serta kekejaman yang dilakukan oleh Israel saat penginterogasian, di mana sejumlah tahanan banyak yang tewas akibat penyiksaan saat dinterogasi. Karena tidak dipenuhi hak-hak inilah para tahanan melakukan protes dengan cara mogok makan, sehingga saat ini setidaknya ada 200 tahanan Palestina di dalam penjara Israel sedang melakaukan mogok makan.
“Kami mengucapkan, terima kasih kepada para pejuang yang telah berhasil melakukan pertukaran tahanan sehingga bisa membebaskan sejumlah 100 tahanan termasuk saya dan saya berpesan kepada dunia Arab dan Islam secara keseluruhan untuk membantu dan berdiri bersama kami untuk membebaskan para tawanan tersebut,” ungkap Ahmad Ibrahim Al Falit, seorang mantan tahanan yang bebas saat pertukaran dengan salah seorang tentara israel Gilad Shalit pada tanggal 18 oktober 2011. (L/KJ/P015/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0