Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ben-Gvir Desak Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

sri astuti Editor : Widi Kusnadi - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Perdana Menteri Istael Benjamin Netanyahu dan Menteri Kemanan Itamar Ben Gvir.(Foto: Quds Press)

Tel Aviv, MINA – Menteri Kepolisian Israel, Itamar Ben-Gvir kembali menyerukan serangan militer skala penuh di Gaza, memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa pengekangan yang berkelanjutan akan membahayakan pemerintahannya.

“Saya mendesak Perdana Menteri untuk memerintahkan Pasukan [Pendudukan] Israel untuk melanjutkan operasi tempur di sektor ini dengan kekuatan penuh,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Ahad (19/10). Almayadeen melaporkan.

Pernyataannya muncul setelah para pejabat militer Israel mengatakan militan di Rafah telah menembakkan peluru penembak jitu dan granat berpeluncur roket ke posisi-posisi Israel, tuduhan yang dibantah keras oleh Hamas dan Brigade Al-Qassam.

Komentar terbaru Ben-Gvir konsisten dengan sejarah panjang retorika provokatifnya terhadap Palestina. Sebagai mantan pengikut gerakan Kahanist yang dilarang, ia telah dihukum karena hasutan rasisme dan dukungan untuk organisasi teroris.

Baca Juga: Delegasi Hamas ke Mesir Bahas Implementasi Gencatan Senjata Gaza

Sebagai politisi, ia berulang kali menganjurkan pendudukan kembali Gaza, mendorong “emigrasi sukarela” warga Palestina, dan memberlakukan kondisi yang lebih keras terhadap para tahanan.

Ben-Gvir juga dituduh menyalahgunakan wewenangnya untuk mengobarkan ketegangan. Selama kunjungan penjara, ia dilaporkan mengejek tahanan politik Palestina Marwan Barghouti dengan menunjukkan foto kursi listrik kepadanya. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam perilaku tersebut sebagai pelecehan psikologis dan bukti dehumanisasi sistemik terhadap warga Palestina di bawah kendali Israel.

Ia telah berulang kali mendorong Netanyahu lebih jauh ke arah kebijakan ekstremis. Pada awal Oktober, Ben-Gvir mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika Hamas tidak dibubarkan setelah gencatan senjata diberlakukan.
Ancaman-ancaman ini menjadi alat pemerasan utama dalam koalisi Netanyahu yang rapuh, di mana tokoh-tokoh sayap kanan seperti Ben-Gvir dan Smotrich secara terbuka mendikte kebijakan melalui paksaan.

Alih-alih melawan tekanan mereka, Netanyahu berulang kali menyetujui eskalasi, sebuah strategi yang secara luas dipandang sebagai upaya untuk menopang kelangsungan politiknya dan mengalihkan perhatian dari pengadilan korupsi yang mengancam cengkeraman kekuasaannya.

Baca Juga: Zionis Kembali Langgar Gencatan Senjata, Bunuh 44 Warga

Di balik retorika “keamanan”, aliansi yang dibuat demi kepentingan bersama ini telah memperpanjang kehancuran Gaza, menunjukkan bahwa agresi berkelanjutan Netanyahu bukan tentang pertahanan nasional, melainkan tentang mempertahankan kekuasaannya sendiri di tengah meningkatnya bahaya hukum dan politik.

Di Gaza, warga Palestina terus menghadapi kondisi yang memprihatinkan. Daerah kantong itu masih diblokade, infrastrukturnya hancur, dan pasokan penting langka. Rumah sakit beroperasi dengan kapasitas minimal, sementara ribuan orang masih mengungsi di tengah peringatan bencana kelaparan yang meluas. []

 

MI’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Al-Aqsa untuk Ritual Talmud

 

Rekomendasi untuk Anda