Tel Aviv, MINA – Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir pada Senin (8/7) mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena permintaannya untuk bergabung ke kabinet perang ditolak.
Terkait penolakan Netanyahu untuk memasukkannya ke dalam kabinet perang, melalui akun X nya Ben-Gvir mengatakan Netanyahu “membuat keputusan sendiri dan mengisolasi mitra-mitranya di pemerintahan.” MEMO melaporkan.
“Ketika Perdana Menteri berperilaku sebagai pemerintahan satu orang, membuat keputusan sendiri, dan mengisolasi mitra alaminya dalam pemerintahan, termasuk rapat kabinet yang dikosongkan dari konten yang bermakna, hal ini tidak dapat ditoleransi,” ujar Ketua Partai Kekuatan Yahudi, yang memiliki enam dari 120 kursi di Knesset itu.
Pada tanggal 9 Juni, dua anggota kabinet perang dari partai Kamp Negara, Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, mengumumkan pengunduran diri mereka.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Kabinet kemudian dibubarkan, menurut media Israel, namun Netanyahu terus berkonsultasi mengenai pengelolaan perang dengan kelompok yang lebih kecil yang mencakup Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Ketua Partai Shas Aryeh Deri, Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi.
Yedioth Ahronoth malporkan dari sumber yang tidak disebutkan namanya di partai Ben-Gvir, yang mengatakan bahwa selama permintaan mereka agar Ben-Gvir bergabung dengan kabinet perang tidak dipenuhi, mereka akan mengganggu kerja koalisi, termasuk mengganggu pemungutan suara rancangan undang-undang yang diusulkan oleh pemerintah.
Ben-Gvir juga menyebutkan manajemen perang Israel di beberapa bidang, dengan mengatakan, “Kami mengalami kesulitan di Gaza, di perbatasan utara yang memborgol [tentara]. Kami sedang melakukan perundingan dengan syarat pembukaan yang bebas pilih-pilih, menuju penyelesaian politik yang sepenuhnya menyerah pada ‘terorisme’ di semua lini.”
Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich telah mengancam lebih dari satu kali untuk menarik diri dari pemerintahan koalisi, jika kesepakatan pertukaran tahanan tercapai dengan Hamas yang akan menghentikan perang.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar, akan berlangsung di Doha dan Kairo dalam beberapa hari mendatang.
Media Israel mengutip sumber-sumber Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa negosiasi “mungkin memakan waktu satu bulan.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian