Tel Aviv, MINA – Menteri Kepolisian sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir telah memperluas izin penggunaan senjata yang kontroversial, sehingga 100.000 pemukim ilegal Israel lainnya memenuhi syarat untuk mendapatkan izin senjata api pribadi.
Kantor Ben-Gvir mengumumkan pada Senin (1/9), para pemukim di lima permukiman ilegal lainnya, Kiryat Gat, Kiryat Malakhi, Gan Yavne, Megiddo, dan Tel Mond, kini dapat mengajukan izin. Menteri ekstremis tersebut memuji langkah tersebut sebagai bukti agenda keamanannya. Almayadeen melaporkan.
“Reformasi ini telah menyelamatkan banyak nyawa dan menunjukkan efektivitasnya di lapangan. Ini dimaksudkan untuk memberi warga negara kemampuan melindungi diri mereka sendiri dan komunitas mereka,” kata Ben-Gvir.
Sejak kebijakan ini diperkenalkan setelah genosida di Gaza pecah pada akhir 2023, sekitar 230.000 izin baru telah dikeluarkan, termasuk untuk pemukim ilegal bersenjata di Tepi Barat.
Baca Juga: Kondisi Dr. Hussam Abu Safiya di Penjara Israel Semakin Memprihatinkan
Perluasan izin senjata Ben-Gvir telah memicu kekhawatiran yang semakin besar di dalam Israel. Laporan telah mendokumentasikan “kesalahan” mematikan di mana warga Israel ditembak oleh pemukim bersenjata yang mengira mereka adalah warga Palestina.
Media juga mengkritik kelemahan dalam proses pemeriksaan, memperingatkan bahwa izin diberikan kepada pelamar yang tidak layak.
Akhir bulan lalu, pada 26 Agustus, pemukim Israel menyerang para gembala Palestina di al-Mafqara, Masafer Yatta, selatan al-Khalil, menyerang keluarga Hamamda dan mencoba mencuri domba mereka sebelum penduduk dan aktivis asing turun tangan.
Pasukan pendudukan Israel (IOF) kemudian tiba, dan justru menangkap seorang pemuda Palestina dan menahan dua aktivis asing. Beberapa warga Palestina juga terluka ketika Pasukan Israel (IOF) menyerang warga di dekat Idhna, sebelah barat al-Khalil.
Baca Juga: Hamas Peringatkan Israel soal Masjid Al Aqsa
Selama bertahun-tahun, warga Palestina yang diserang oleh pemukim telah melaporkan bahwa senjata api berizin digunakan untuk meneror masyarakat di Tepi Barat yang diduduki, membakar rumah, mengusir keluarga dari tanah mereka, dan menyita properti.
Para kritikus mengatakan perluasan akses senjata api bagi warga sipil dan pemukim mencerminkan tren kebijakan sayap kanan Israel yang lebih luas, yang menghubungkan perang Gaza dengan meningkatnya represi di Tepi Barat.
Pembangunan permukiman, pembongkaran rumah, dan pemindahan paksa telah meningkat, membuka jalan bagi aneksasi dan semakin mengikis prospek solusi dua negara.
Pada bulan Juli, Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan opini penting yang menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina ilegal. Putusan tersebut menuntut evakuasi semua permukiman di Tepi Barat dan al-Quds Timur, yang menggarisbawahi bahwa mempersenjatai pemukim melanggar hukum internasional.
Baca Juga: Lebih dari 1.100 Tentara Israel Diberhentikan karena Trauma
Perluasan terbaru program perizinan senjata Ben-Gvir menambah kekhawatiran yang meningkat bahwa Kebijakan Israel memperkuat pendudukan, memicu kekerasan pemukim, dan memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 131 Jurnalis Israel Desak Hentikan Serangan terhadap Wartawan di Gaza