Oleh: Illa Kartila, Redaktur Kantor Berita Islam/MINA
Di tahun-tahun sebelumnya, umat Islam di Indonesia selalu dibingungkan dengan penetapan jatuhnya 1 Ramadhan dan 1 Syawal, karena dua organisasi besar Islam – Nahdhatul Ulama (MU) dan Muhammadiyah – selalu tidak sepakat tentang dimulainya bulan puasa dan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri.
Di masa lalu, Muhammadiyah kerap mengawali bulan Ramadhan satu hari lebih dulu dari penetapan Nahdhatul Ulama dan pemerintah/Kementerian Agama. Begitu pula tentang penetapan Hari Raya Idil Fitri, 1 Syawal dan 1 Zulhijah.
Oleh karena itu jauh-jauh hari di tahun 2015 ini, Kementerian Agama besarta jajaran pengurus NU dan Muhammadiyah selaku organisasi Islam terbesar di tanah air, berupaya untuk berdiskusi membahas tentang Penetapan Awal Ramadhan 1436 H dan Idul Fitri 1436 H.
Pemerintah lewat menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berupaya untuk bisa menyatukan pendapat tentang datangnya awal puasa Ramadhan tahun ini secepat mungkin supaya nantinya tidak membuat masyarakat bingung.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Menteri Agama juga menghimbau kepada organisasi Islam lain seperti Naqsyabandiyah dan Syattariyah – yang di tahaun-tahun lalu selalu memulai awal Ramadhan dan Idul Fitri jauh lebih dulu dari ketentuan pemerintah – supaya bisa ikut bersama sama untuk menetapkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1436 H (2015).
Entah karena upaya pemerintah untuk menyatukan pendapat ataukah karena perhitungan hisab mereka sama, tahun 2015 ini NU dan Muhammadiyah sepakat menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis 18 Juni.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan 1 Ramadhan berdasarkan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1436 Hijriyah. Penetapan tersebut tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah NO. 01/MLM/I.0/E/2015 yang ditandatangani Ketua Umum Prof Dr H M Din Syamsuddin, MA dan Sekretaris Umum Dr H Agung Danarto.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari