New York, MINA – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan menteri dari Bahrain dan Uni Emirat Arab di sela-sela Majelis Umum PBB di New York, pada Ahad (26/9).
Pertemuan itu menandai pertama kalinya Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan para pemimpin Teluk sejak menjabat awal tahun ini, Middle East Eye melaporkan.
Bahrain dan UEA menormalkan hubungan dengan Israel September lalu, selama bulan-bulan terakhir pemerintahan Trump. Maroko dan Sudan mengikutinya tidak lama kemudian.
Pekan lalu, para pejabat dari Bahrain, UEA, Maroko, Israel dan AS mengambil bagian dalam upacara virtual memperingati ulang tahun pertama kesepakatan normalisasi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pada saat itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Washington berencana mendorong lebih banyak negara untuk menormalkan hubungan dengan Israel.
“Kami ingin memperluas lingkaran diplomasi damai, karena demi kepentingan negara-negara di kawasan, dan di seluruh dunia, bagi Israel untuk diperlakukan seperti negara lain,” kata Blinken.
Negara-negara yang menolak untuk menjalin hubungan dengan Israel umumnya melakukannya sebagai protes atas pendudukan Israel atas Palestina, dengan perjanjian baru-baru ini menghancurkan konsensus Arab yang sudah lama ada bahwa tidak boleh ada normalisasi dengan Israel sampai mencapai kesepakatan damai yang komprehensif dengan Palestina.
Blinken mengakui masalah ini pada pekan lalu, dengan mengatakan: “Kita semua harus membangun hubungan ini dan menumbuhkan normalisasi untuk membuat perbaikan nyata dalam kehidupan orang Palestina, dan membuat kemajuan menuju tujuan lama memajukan perdamaian yang dinegosiasikan antara Israel dan Palestina.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita menggemakan pernyataan Blinken, mengatakan normalisasi bukanlah pengganti kesepakatan antara Israel dan Palestina.
“Maroko percaya bahwa tidak ada alternatif lain untuk solusi dua negara dengan negara Palestina merdeka,” katanya.
Baik Otoritas Palestina (PA) dan Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, telah mengutuk kesepakatan normalisasi sebagai “tikaman dari belakang” rakyat mereka.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, yang mengunjungi Dubai pada bulan Juni, diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Bahrain akhir bulan ini (September) untuk menandai kunjungan pertama oleh seorang menteri Israel. (T/R6/P2)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj News Agency (MINA)