Telaviv, MINA – Pemimpin nasionalis sayap kanan dan kandidat kuat perdana menteri Israel Naftali Bennett telah mengubah penilaiannya mengenai Ketua Partai Ra’am atau Daftar Arab Bersatu Mansour Abbas, yang sekarang dia gambarkan sebagai “pemimpin pemberani” dan “pria yang baik”.
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 News, pemimpin partai Yamina itu berbalik dari komentar sebelumnya di mana dia menggambarkan Abbas sebagai “pendukung terorisme”, The New Arab melaporkan, Jumat (4/6).
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan Abbas selama protes baru-baru ini terhadap pembersihan etika Israel telah mengubah pikirannya.
“Selama perang dan kerusuhan, ada sesuatu yang menarik perhatian saya. Abbas datang ke sinagoge di Lod pada saat-saat paling menegangkan dan berkata, ‘Saya ingin membantu’,” kata Bennett.
Baca Juga: Tolak Wajib Militer, Yahudi Ultra-Ortodoks Bentrok dengan Polisi Israel
Bennett merujuk kunjungan yang dilakukan oleh Abbas ke sinagoga Beit Yisrael yang dibakar saat pemuda Arab di kota Lod memprotes agresi Israel di Masjid Al-Aqsa dan Gaza.
“Saya melihat dia sebagai seorang pria yang baik, saya melihat seorang pemimpin pemberani, itu harus dikatakan. Sekarang, waktu akan menjawab. Saya tidak bisa menjamin apa pun,” tambahnya.
Penghormatan baru Bennett kepada Abbas mengikuti pengumuman baru-baru ini bahwa Daftar Arab Bersatu bergabung dengan Yamina dan Yesh Atid yang dipimpin oleh Yair Lapid, untuk membentuk pemerintahan koalisi, menggulingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari jabatannya.
Bennett menggambarkan masuknya Daftar Arab Bersatu sebagai “kesempatan yang tidak dapat diabaikan untuk membuka lembaran baru dalam hubungan antara negara dan Arab Israel”.
Baca Juga: Menolak Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodok Blokir Jalan di Israel Tengah
Sebelumnya, Bennett pernah berjanji dalam kampanye pemilunya bahwa dia tidak akan menjabat dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Yair Lapid, tetapi kemudian dia bergabung bersama Lapid. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Lancarkan Operasi Penculikan Warga Palestina di Bethlehem