Donetsk, Ukraina, 13 Dzulqa’dah 1435/8 September 2014 (MINA) – Penembakan dan bentrokan terjadi Ahad (7/9) di sekitar kota pelabuhan Mariupol, Ukraina Timur, mengancam rusaknya kesepakatan gencatan senjata antara pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia.
Bentrokan pecah setelah dua hari kondisi tenang, usai pemerintah Kiev dan delegasi pemerintah Donestk dan Luhansk menandatangani kesepakatan, Jumat, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ada lanjutan penembakan setelah seorang pejabat lokal wanita meninggal, setelah pemberontak dibombardir di sebuah pos pemeriksaan yang dikuasai pemerintah di tepi timur kota.
Tembakan artileri juga terdengar di dekat Donetsk, kota yang dikuasai pemberontak utama. Setidaknya dua rumah dibakar oleh serangan di pedesaan Spartak, di utara Donetsk yang berdekatan dengan bandara.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Orang-orang Mariupol dan Dontesk yang berharap gencatan senjata akan membawa ketenangan setelah sebulan terakhir baku tembak, menjadi kecewa, Al Jazeera melaporkan dari Donetsk.
“Ini adalah gencatan senjata dalam bentuk kertas saja,” kata wartawan Al Jazeera.
Isi gencatan senjata
Gencatan senjata ditandatangani pada hari Jumat oleh Ukraina, Rusia dan pemberontak pro-Rusia setelah lima bulan pertempuran yang menewaskan sedikitnya 2.600 warga sipil dan memaksa ratusan ribu mengungsi dari rumahnya.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Ketenangan telah terlihat di hari Sabtu, tapi penembakan mulai terjadi di malam hari.
Perjanjian 12 point menyerukan penarikan semua persenjataan berat, pembebasan semua tahanan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke kota-kota yang hancur di Ukraina Timur.
Gencatan senjata juga mewajibkan pemerintah Kiev untuk memberikan kekuasaan yang lebih besar kepada kelompok separatis di daerah Donetsk dan Luhansk dan menyerukan dilaksanakannya pemilu lokal di daerah-daerah yang berbahasa Rusia.
Sementara itu, Amnesty International pada hari Ahad mengatakan, semua pihak menunjukkan pengabaian terhadap kehidupan sipil dan melanggar kewajiban internasional.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Amnesty menerbitkan gambar satelit yang dikatakan menunjukkan persenjataan Rusia dibawa ke Ukraina.
Sekretaris Jenderal Salil Shetty mengatakan itu adalah bukti bahwa konflik Ukraina Timur adalah konflik internasional.
Para pemimpin Uni Eropa sepakat menekan Rusia dengan menyetujui sanksi baru pada hari Senin dalam bidang perusahaan pertahanan dan minyak, terkait dugaan dukungan Moscow kepada para pemberontak. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza