Al-Quds, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – Pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di Al-Quds (Yerusalem Timur) di kompleks Masjid Al-Aqsha pada Ahad (27/9), laporan media setempat.
Pasukan Israel menggunakan granat setrum dan peluru karet untuk membubarkan aksi protes pemuda Palestina.
Polisi setempat mengatakan, mereka bereaksi terhadap “pemuda bertopeng yang melemparkan batu dan menembakkan kembang api ke arah polisi keamanan”. World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
Dalam postingan Twitter, menurut polisi, mereka menggunakan “tindakan anti huru hara penyebaran”, dan menambahkan insiden tersebut di bawah kendali. Belum ada laporan tentang penangkapan atau cedera.
Baca Juga: Hassan Majdi Abu Warda, Jurnalis ke-220 yang Syahid di Gaza
Para pemrotes telah melakukan membarikade masuk ke kompleks itu, dikabarkan akibat desas-desus bahwa kelompok-kelompok Yahudi garis keras akan berusaha secara paksa masuk pada hari terakhir festival Idul Adha, pada Ahad (27/9), yang juga awal dari perayaan Yahudi, Sukot.
Kompleks Masjid Al-Aqsha merupakan situs ketiga paling suci ummat Islam. Terjadi bergolak antara Jamaah Palestina dan pasukan Israel baru-baru ini selama tiga hari dari tanggal 13 sampai 15 September.
Dalam postingan Facebook pada Sabtu (26/9), Ayman Odeh, seorang warga Palestina, anggota parlemen di Israel, menyerukan warga Palestina berkumpul di Al-Aqsha untuk “Israel akan membagi Al-Aqsha”.
Banyak warga Palestina menuduh Israel mencoba untuk mengambil alih kendali Al-Aqsha membaginya antara Muslim dan Yahudi, yang juga menghormatinya sebagai situs suci disebut Temple Mount.
Baca Juga: 94 Persen Rumah Sakit di Gaza Rusak, Bantuan Mendesak Sangat Dibutuhkan
Dalam pernyataan diulang selama beberapa pekan terakhir, politisi Israel, termasuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan, mereka berniat untuk mempertahankan status quo situs di Yerusalem Timur. (L/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Negosiasi dengan Hamas Gagal, Muncul Perpecahan di Israel