Berawal dari Istri Solehah

Oleh , wartawan MINA

Seorang ayah mana yang tak menginginkan -anaknya menjadi orang soleh dan solehah. Namun, tak sedikit orang tua yang bingung bagaimana cara mendidik anak-anaknya untuk menjadi soleh atau solehah sebagaimana impian mayoritas para orang tua yang mempunyai anak.

Bicara tentang anak-anak yang soleh solehah, tak lepas dari apa yang menjadi hal awal dan pertama harus diperhatikan oleh seorang lelaki muslim. Seorang pria muslim, untuk mendapatkan anak-anaknya menjadii soleh dan solehah, maka yang harus diperhatikan pertama kali adalah bagaimana dan di mana dia mencari calon ibu dari anak-anaknya kelak. Kata kuncinya; siapa calon ibu dari anak-anaknya.

Sekali lagi, wajib bagi seorang laki-laki yang ingin menikah untuk memilih isteri yang solehah yang memiliki agama yang baik, karena dia (wanita) adalah calon ibu dari anak-anaknya.

Dari ibunya, seorang anak akan belajar untuk pertama kali dan darinya pula seorang anak akan mengambil (mengkonsumsi) air susu, sehingga terbentuklah akhlaq dan perilakunya.

Ayah pun berperan, akan tetapi yang pertama kali membentuk karakter anak-anak adalah seorang ibu. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَلَا تَنكِحُوا۟ ٱلْمُشْرِكَٰتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌۭ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌۭ مِّن مُّشْرِكَةٍۢ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا تُنكِحُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا۟ ۚ وَلَعَبْدٌۭ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌۭ مِّن مُّشْرِكٍۢ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ ۖ وَٱللَّهُ يَدْعُوٓا۟ إِلَى ٱلْجَنَّةِ وَٱلْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِۦ ۖ وَيُبَيِّنُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ۝٢٢١

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. “Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu….. ” (Qs. Al Baqarah: 221)

Mencari calon bagi seorang lelaki adalah hal penting. Namun, jauh lebih penting dari sekedar mendapatkan seorang istri adalah sifat dan karakter wanita seperti apakah yang akan dipinangnya kelak untuk dijadikannya sebagai pendamping hidup.

Istri solehah (baik); akhlak dan ilmu agamanya, adalah modal utama yang layak dan pantas dinikahi oleh lelaki soleh (baik). Kelak, dari rahim seorang istri solehah inilah diharapkan akan lahir putra putri yang juga soleh solehah. Dari kesabaran dan kasih sayangnyalah kelak diharapkan bisa menyempurnakan pertumbuhan jiwa raga anak-anaknya.

Maka sangat wajar ketika Nabi SAW meminta setiap pria muslim memperhatikan beberapa kriteria dalam memilih calon pendamping hidupnya. Seperti yang seringkali kita dengar, “

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ؛ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Maka pilihlah seorang wanita yang memiliki agama yang baik, maka engkau akan beruntung.” (Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 5090, Muslim nomor 1466)

Selain dia seorang wanita solehah dan berakhlaq baik, hendaknya pula dia adalah seorang wanita yang berasal dari keluarga yang baik dan soleh (artinya kedua orangnya, saudaranya, kerabatnya dikenal sebagai orang yang baik).

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

يَٰٓأُخْتَ هَٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمْرَأَ سَوْءٍۢ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّۭا ۝٢٨

“Wahai saudara perempuan Hārun (Maryam) ! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.” (Qs. Maryam: 28)

Maksudnya adalah, ‘Wahai saudara perempuan Hārun (Maryam), sesungguhnya bapakmu adalah orang mulia lagi soleh, tidak diketahui pernah melakukan perbuatan kejelekan dan tidak pernah melakukan perbuatan keji.”

“Begitu pula ibumu, dia adalah wanita solehah, sama sekali bukan pezina.” “Maka bagaimana bisa engkau membawa bayi ini (tanpa suami tanpa menikah) dan darimana dia datang kepadamu?”

Sekali lagi, anak sangat dipengaruh oleh ibunya. Anak pertama kali belajar dari ibunya, oleh karena itu ibu yang shālihah sangat berpengaruh positif pada anak-anaknya.

Jika ibunya solehah, maka dia akan mengajarkan al Qur’an kepada anak-anaknya. Jika ibunya solehah, maka dia akan mengajarakan sunnah-sunnah nabinya. Jika ibunya solehah, maka dia akan mengajarkan akhlak-akhlak mulia.

Jika ibunya solehah, maka dia akan mengenalkan mana makanan yang halal dan mana yang haram kepada anak-anaknya. Jika ibunya solehah, maka dia akan menceritakan sirah perjalanana hidup Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat mulianya termasuk orang-orang soleh.

Puncaknya, seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya sebelum mereka masuk ke madrasah-madrasah selanjutnya. Dari perannya sebagai madrasah inilah kelak akan lahir anak-anak yang berilmu, bertauhid dan berakhlak mulia.

“Al-Ummu madrasatul ula, iza adadtaha adadta syaban thayyibal araq”. Artinya: Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya, wallahua’lam.(A/RS3/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)