Air adalah salah satu nikmat Allah yang sangat agung. Ia menjadi sumber kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Semuanya tidak bisa lepas dari air. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30)
Allah telah menyediakan nikmat ini untuk makhluk-makhluk-Nya di bumi. Sumbernya ada yang keluar dari tanah, turun dari langit (hujan), atau mengalir di sungai dan lautan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Air Hujan salah satu nikmat yang banyak Allah sebutkan dalam Al-Qur’an. Manfaat dan kegunaannya sangat banyak, tidak diketahui detailnya kecuali oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah mengabarkan, Dia menghidupkan bumi yang mati dan kering melalui guyuran hujan. Airnya menghidupkan bumi & menghijaukannya. (Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 164).
Dengan sebab hujan, Allah menumbuhkan tanam-tanaman, sayur-mayur dan buah-buahan sebagai sumber makanan. (QS. Al-Baqarah [2] ayat 21).
Maka air hujan yang turun dari langit ini adalah air penuh berkah. Yakni banyak mengandung kebaikan. Ia bisa menyucikan bumi dari kotorannya, membersihkan badan dari kotoran debu dan najis. Ia adalah air suci secara dzat dan menyucikan yang lain.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Kita lihat dalam Sunnah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sangat berharap banyak kebaikan pada hujan yang Allah turunkan. Beliu berdoa saat melihat hujan yang lebat,
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
“Ya Allah, -jadikan hujan ini- hujan yang membawa manfaat -kebaikan-.” (HR. Al-Bukhari, dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha)
Dalam riwayat Muslim, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Dan apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat hujan, beliau membaca: rahmah (ini adalah rahmat).” (HR. Muslim)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah menyibakkan bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan. Saat beliau ditanya tentangnya, beliau menjawab:
لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta’āla ciptakan.” (HR. Muslim)
Hal ini, sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah rahmah. Baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka beliau meminta berkah melaluinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air berkah ini.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengajarkan agar memuji Allah ‘Azza Wa Jalla, “Kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Selain itu, beliau juga mengajarkan agar berdoa kepada Allah dan meminta kebaikan kepada-Nya saat turun hujan. Karena saat itu termasuk waktu yang mustajab. Maka dianjurkan bagi setiap muslim memperbanyak doa pada waktu tersebut.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan, pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan.” (HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak: 2/114 dan dishahihkan olehnya. Lihat Majmu’ fatawa: 7/129. Al-Albani menghassankannya dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 1469 dan Shahih al-Jami’ no. 1026)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Dalam Shahih al-Jami’ Al-Shaghir yang berstatus hasan, disebutkan redaksi yang lain, “Dua kondisi yang tidak akan ditolak doa; saat adzan dan dibawah guyuran hujan.”
Menurut al-Munawi, maksudnya adalah tidak ditolaknya doa di bawah guyuran hujan, atau jarang sekali ditolak. Karena saat itu adalah waktu turunnya rahmah. Wallahu a’lam. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati