Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BERHAJI DENGAN BEASISWA STUDI DI INGGRIS

Rana Setiawan - Senin, 21 September 2015 - 19:00 WIB

Senin, 21 September 2015 - 19:00 WIB

571 Views

Murniati Mukhlisin dan suami, Luqyan Tamanni, saat <a href=

haji tahun 2010.(Doc. Foto Pribadi)" width="225" height="300" /> Murniati Mukhlisin dan suami, Luqyan Tamanni, saat haji tahun 2010.(Doc. Foto Pribadi)

Oleh: Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, Konsultan Sakinah Finance, Colchester, Inggris

Tahun ini tahun kelima saya menyaksikan dan menghitung-hitung jamaah haji asal Indonesia dari Inggris. Kali ini saya berdecak kagum karena jumlahnya makin banyak dari tahun ke tahun. Satu kelompok haji gabungan Kota Newcastle, Durham, Manchester misalnya, tahun ini menerbangkan 28 jamaah haji asal Indonesia, belum lagi dari kota-kota lainnya.

Menurut salah satu pengurus pengajian di KBRI London, ada sekitar 40 jamaah haji asal Indonesia yang berangkat dari Inggris tahun ini. Naik dari 30 orang pada tahun 2014 sebelumnya.

Yang menariknya adalah kebanyakan jamaah Indonesia asal Inggris ini  adalah mahasiswa S2 atau S3 di Inggris. “Sambil menyelam minum air,” begitu kira-kira pepatah mengatakan yang cocok untuk melukiskan kelihaian teman-teman mahasiswa yang bisa pergi haji ataupun umrah semasa mereka studi di Inggris.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-13] Mencintai Milik Orang Lain Seperti Mencintai Miliknya Sendiri

Membongkar tabungan dan menyisihkan sebagian uang beasiswa adalah suatu hal luar biasa apalagi kalau studinya bisa selesai tepat waktu. Suatu model perencanaan keuangan yang harus ditauladani.

Pertama kali menginjakkan kaki ke negara Ratu Elizabeth ini, saya diminta memberikan tausiyah singkat tentang haji di pengajian lokaliti di Birmingham. Lumayan semangat para hadirin yang mendengarkan pengalaman haji saya pada tahun 2010 setahun sebelum saya hijrah untuk menuntut ilmu di Inggris. Saat itu saya berangkat dengan suami bersama rombongan haji Tazkia Travel dari Jakarta.

Tentu saja banyak yang bersemangat untuk hadir di acara bagi pengalaman berhaji ini untuk mencari tahu bagaimana persiapan haji sejak dini. Keinginan untuk menunaikan berhaji makin tinggi ketika teman-teman yang studi di Inggris tahu, kalau kuota haji di Inggris banyak tidak terisi karena kurangnya penduduk Muslim yang antusias atau cukup mampu untuk pergi haji di negara itu.

Jika di Indonesia, kita tahu sendiri bagaimana nasib calon jamaah haji yang harus sabar menanti belasan tahun untuk mendapat giliran. Belum lagi masalah yang harus dihadapi ketika giliran tiba, tetapi terpaksa tidak bisa pergi dengan suami/istri atau anggota keluarga yang muhrim dikarenakan sistem nomor antri yang kadang diacak atau alasan lainnya.

Baca Juga: Memilih Pemimpin dalam Islam

Berhaji dari Inggris

Masalah seputar haji di Inggris semua hampir bisa diatasi antara lain kuota, biaya dan waktu berhaji. Dari segi kuota haji, negara kaya di Eropa  ini diberikan 25 ribu kuota oleh kerajaan Saudi Arabia setiap tahunnya (yaitu 1% dari jumlah penduduk Muslim di Inggris), tapi  yang hanya terisi nyaris hanya separoh dari kuota.

Dari hal biaya haji berkisar antara £3,000-5,000 atau sekitar Rp.60-100 juta per orang untuk durasi 2-4 pekan. Sedangkan umrah biayanya mulai dari £800 per orang dengan durasi yang sama. Untuk kepergian haji tanggal 1 Zulhijjah calon jamaah hanya perlu mendaftarkan diri tiga bulan sebelumnya, mengirim paspor sebulan sebelumnya dan biasanya visa keluar sepekan sebelum keberangkatan.

Visa haji atau umrah dapat diperoleh jika calon jamaah memiliki izin tinggal minimal satu tahun di Inggris dan visa masih berlaku ketika pulang kembali ke Inggris. Tentu saja pengurusan haji harus melaui biro resmi di Inggris yang dapat dicek di website ATOL (Air Travel Organisers’ Licensing).

Baca Juga: Saat Dua Syaikh Palestina Ziarah ke Makam Imaam Muhyiddin Hamidy

Pelayanan haji tidak gembar gembor seperti di Indonesia, manasik haji biasanya hanya berisi ceramah tanpa diiringi praktik latihan haji. Calon jamaah dibekali CD atau alamat website untuk belajar sendiri. Tidak ada miniatur kabah yang sering dijumpai di lapangan masjid-masjid. Para jamaah haji pun tidak dibekali seragam, koper dan pita warna-warni. Nyaris kita tidak tahu kalau satu pesawat dengan calon haji.

Terkadang kita tahu teman kita di kota lain akan pergi haji sehari sebelum mereka berangkat itu pun melalui status di sosial media seperti Facebook atau Twitter karena tidak ada acara Walimatus Safar atau acara resmi pelepasan haji. Suntik menengitis tidak perlu dibuat rombongan atau antri karena dapat dilakukan di klinik biasa dekat rumah.

Lama penerbangan ke Tanah Suci  dari Bandara Heathrow di London atau Bandara Manchester di Manchester, dua kota besar yang menjadi kantong keberangkatan calon jamaah  haji di negara ini, memakan waktu sekitar 6,5 jam non-stop atau sekitar delapan jam jika transit di Istanbul.

Pelayanan selama haji tentu juga berbeda karena panitia tidak akan menyiapkan makanan khas Indonesia, tidak ada juga ceramah setiap hari selama masa haji. Ketika bermalam di Mina atau wukuf di Arafah, para jamaah tidak bertendakan dengan ciri khas bendera Indonesia. Memang tampil beda karena jamaah haji sebenarnya berasal dari Indonesia tapi berangkat dari Inggris, namun pengalaman ini akan tetap berkesan seumur hidup.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-12] Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat

Pengaturan Keuangan

Mahasiswa beasiswa bisa berhemat jika ingin menyisihkan uang beasiswa yang diterimanya untuk pergi haji. Beasiswa bantuan biaya hidup yang diterima berkisar antara £900-£1.300 perbulan untuk yang tinggal di luar London, tergantung lembaga mana yang menjadi sponsor (DIKTI, DIKTIS, LPDP, LPSDM Aceh, Bapennas, Telkom).

Di luar itu ada dana bantuan beasiswa yang beragam antara lain dana tiket pulang pergi Indonesia-Inggris, dana relokasi dan pembelian buku, juga tanggungan istri dan anak. Sedangkan biaya kesehatan yang bersifat umum dan pendidikan anak-anak hingga tingkat A Level (pra universitas) sudah ditanggung oleh Pemerintah Inggris.

Salah satu strategi berhemat demi haji adalah berkongsi rumah sewa karena biaya rumah sewa adalah komponen biaya paling besar yaitu berkisar sekitar £450-£700 perbulan untuk kota di luar London. Jadi kalau satu rumah dikongsi bertiga biayanya hanya sepertiga. Biaya listrik, gas, air, internet dan makan juga bisa dikongsi sehingga bisa menekan biaya bulanan yang harus ditanggung.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!

Katakanlah Mahasiswa A berkongsi dengan dua temannya maka arus kas keuangan bulanannya setelah dibagi adalah kira – kira sebagai berikut:

Arus kas masuk:

Dana beasiswa bulanan £900

Arus kas keluar:

Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”

Biaya sewa hitungan satu kamar £200
Biaya listrik, gas, air, internet £150
Biaya makan bersama £100
Biaya makan pribadi £100
Biaya transportasi £50
Biaya perlengkapan rumah dan studi £50
Total arus kas keluar £650

Sisa dana £250 perbulan ini jika dikumpulkan selama 12 bulan (rata-waktu beasiswa yang dialokasikan untuk peringkat S2) akan dapat berjumlah menjadi £3.000 yang cukup untuk bekal berhaji.

Baru – baru ini banyak pasangan suami istri yang berangkat lanjut studi ke Inggris. Jika keduanya mendapatkan beasiswa, penghematan akan dapat dilakukan lebih baik lagi. Hal yang bukan mustahil tentunya, yang paling penting adalah diperlukan kedisiplinan dan tekad bulat. Haji Sani dan Hajjah Uti yang sama – sama kuliah di Glasgow misalnya berangkat haji dari Kota Manchester tahun lalu dan berhasil menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dengan hasil yang memuaskan.

Jika salah satu pasangan yang kuliah sedangkan suami/istrinya mendampingi, maka strategi yang dapat dilakukan adalah bukan dari pengurangan biaya tetapi bagaimana mendapatkan penghasilan sambilan. Pasangan Haji Adam dan Hajjah Delima yang berangkat haji dari Inggris tahun 2013 yang lalu berbagi tips untuk ini.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Baik mahasiswa atau pasangannya yang tidak kuliah tetapi menjadi tanggungan dalam visa izin tinggal diperbolehkan untuk bekerja. Perencanaan keuangan untuk mencapai impian pergi haji ini dapat disiasati dengan cara bekerja sambilan seperti menjadi asisten peneliti, asisten dosen, asisten guru sekolah, pengantar surat, pembersih gedung, atau penjaga toko.

Minimum upah saat ini adalah £6,5 sehingga dengan menyisihkan waktu dua jam sehari selama 22 hari dalam sebulan untuk kerja sambilan ini berarti seseorang akan dapat mengumpulkan dana sebesar £3,432 (£6.5 x 22 hari x 12 bulan). Sebuah angka yang luar biasa! Tentu saja skenario berhemat dan mencari penghasilan tambahan bisa dilakukan dengan berbagai cara asal saja jangan sampai menganggu kelancaran studi.

Yang paling penting ketika merencanakan keuangan untuk berhaji ini harus didahului dengan niat bersih hanya karena Allah, tidak memaksakan diri dan tidak menimbulkan masalah dengan keluarga atau status izin tinggal di Inggris.

Bulan ini berbondong – bondong mahasiswa asal Indonesia datang ke Inggris, jumlahnya melonjak cukup drastis setelah diluncurkannya program beasiswa LPDP ke Inggris dalam tiga tahun terakhir. Tentu saja bagi yang berniat untuk haji dari Inggris, bulan ini adalah bulan tepat untuk memulai perencanaan keuangan demi mencapai impian haji atau umrah. Tertarik? Labbaik Allahuma labbaik!

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Allahummaj’al hajjan mabruron, wa sa’yan masykuron, wa dzanban maghfuron (Semoga Allah menganugerahkan haji yang mabrur, usaha yang disyukuri dan dosa yang diampuni)” Doa untuk jamaah haji diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Umar.

Semoga catatan keuangan Sakinah kali ini bermanfaat!

(R05/P2)

 

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber: Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR-UK).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional
Internasional