Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berhenti Baperan, Mulailah Menjadi Pribadi Tangguh!

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 17 menit yang lalu

17 menit yang lalu

4 Views

Ilustrasi

PERNAHKAH kamu merasa dunia seolah menjatuhkanmu hanya karena satu komentar pedas? Atau merasa hancur hanya karena satu kegagalan kecil dalam hidup? Jika iya, mungkin kamu sedang terjebak dalam perangkap yang disebut baperbawa perasaan.

Meski terlihat manusiawi, terlalu sering baper bisa menjadi penghambat besar dalam hidup dan pertumbuhan pribadi. Saatnya berkata: Berhenti baperan, mulailah tangguh!

Apa Itu Baperan?

Secara sederhana, baper adalah kondisi emosional saat seseorang terlalu larut dalam perasaannya, terutama yang negatif, terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting atau bersifat pribadi. Baper bukan berarti peka atau punya empati. Baper justru sering menghambat logika, memperbesar masalah kecil, dan membuat seseorang sulit maju.

Baca Juga: Fokus Pada Solusi, Bukan Berlama-Lama dalam Masalah

Baper membuatmu overthinking. Hal kecil bisa menjadi beban besar. Komentar teman yang sebenarnya bercanda, bisa kamu tafsirkan sebagai hinaan. Kegagalan kecil bisa terasa seperti akhir dari segalanya. Hidup terasa penuh luka padahal dunia tidak sedang menyerangmu.

Mengapa Kita Harus Berhenti Baperan?

  1. Baper Menguras Energi Emosional. Terlalu sering baper membuatmu lelah secara mental. Kamu merasa dunia tidak adil, orang-orang menyebalkan, dan kehidupan terlalu keras. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah kamu yang terlalu larut dalam perasaanmu sendiri.
  2. Baper Menghambat Perkembangan Diri. Seseorang yang mudah baper akan sulit menerima kritik. Padahal kritik adalah bahan bakar perbaikan. Kalau kamu selalu tersinggung, bagaimana kamu bisa belajar dan berkembang?
  3. Baper Membuat Relasi Jadi Renggang. Orang yang baperan cenderung sensitif dan mudah salah paham. Ini membuat komunikasi jadi tidak sehat. Alih-alih mempererat hubungan, kamu justru menjauhkan orang karena terlalu fokus pada luka yang kamu buat sendiri.
  4. Baper Membunuh Mental Tangguh. Dunia tidak selalu lembut. Kadang keras dan kejam. Jika kita selalu baper, kita tidak akan pernah siap menghadapi realitas. Kita akan terus merasa menjadi korban dan kehilangan daya juang.

Saatnya Menumbuhkan Mental Tangguh

Mental tangguh bukan berarti tidak punya perasaan. Bukan pula menjadi manusia dingin tanpa empati. Tapi artinya, kamu bisa mengelola emosimu, menahan diri dari bereaksi berlebihan, dan mampu bangkit dari kegagalan dengan kepala tegak.

Baca Juga: Visi Itu Perlu Visualisasi

1. Sadari Pola Pikir Negatifmu

Langkah pertama menjadi pribadi tangguh adalah menyadari kapan kamu mulai baper. Catat momen-momen ketika kamu merasa tersinggung, kecewa, atau marah. Lalu, tanyakan pada dirimu: Apakah ini memang pantas untuk dibesar-besarkan?

Kadang kita bereaksi berlebihan karena menyimpan luka lama. Tapi jika kita terus memelihara luka itu, kita hanya akan menyakiti diri sendiri. Sadari bahwa tidak semua hal di dunia ini tentang kamu.

2. Berlatih Mengelola Emosi

Emosi bukan untuk dipendam, tapi untuk dikendalikan. Kamu bisa mulai dengan menarik napas panjang saat merasa emosimu mulai memuncak. Ambil jeda sebelum merespons. Belajar menahan diri adalah kunci menjadi pribadi yang kuat.

Kamu juga bisa menyalurkan emosimu dengan cara yang sehat—menulis jurnal, berbicara dengan orang terpercaya, atau melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.

Baca Juga: Bangkit dan Beraksi: Kunci Mewujudkan Impian Besar

3. Belajar dari Kritik, Bukan Tersinggung

Kritik itu ibarat cermin. Kadang menyakitkan, tapi bisa menunjukkan kekurangan kita dengan jujur. Orang yang tangguh tidak takut dikritik. Ia justru menjadikannya pelajaran untuk memperbaiki diri.

Jika seseorang memberikan masukan, jangan buru-buru merasa diserang. Tanyakan pada dirimu: Apa yang bisa saya pelajari dari ini?

4. Bangkit dari Kegagalan

Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk meratapi nasib. Jadikan itu sebagai pelajaran hidup. Semua orang gagal. Bahkan tokoh-tokoh besar dunia gagal berkali-kali sebelum sukses.

Pribadi yang tangguh tidak menjadikan kegagalan sebagai akhir. Ia jadikan kegagalan sebagai batu loncatan. Ia tahu bahwa jatuh itu biasa, tapi bangkit itu luar biasa.

Baca Juga: Santun Bukan Lemah, Tapi Kekuatan Sejati

5. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah

Orang yang baper cenderung fokus pada masalah dan berlarut-larut dalam emosi. Tapi orang yang tangguh akan fokus pada solusi. Ia tidak menghabiskan waktunya menyalahkan orang lain, tapi mencari jalan keluar dan memperbaiki keadaan.

Latih dirimu untuk segera move on dan berpikir jernih. Hidupmu akan jauh lebih ringan.

6. Jaga Lingkungan Pertemanan

Lingkungan juga berpengaruh besar pada kekuatan mental kita. Jika kamu dikelilingi oleh orang yang juga baperan dan suka drama, kamu pun akan terseret.

Sebaliknya, jika kamu bersama orang-orang yang dewasa secara emosi, berpikir positif, dan selalu menyemangati, kamu akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat.

Baca Juga: Filosofi Kopi, Penuh Hikmah dalam Secangkir Kehidupan

Pilih teman yang membangun, bukan yang menjatuhkan.

7. Tumbuhkan Spirit Ketangguhan dari Dalam

Spirit tangguh bukan datang dari luar, tapi dari dalam dirimu sendiri. Yakinlah bahwa kamu bisa berubah. Bahwa kamu tidak harus menjadi korban dari emosimu sendiri. Bahwa kamu punya kendali untuk memilih bagaimana cara kamu merespon hidup.

Setiap kali kamu merasa ingin baper, tanyakan pada dirimu: Apakah ini akan membuatku tumbuh atau justru melemahkan?

Menjadi Tangguh Adalah Pilihan

Baca Juga: THK 2025: Dompet Dhuafa dan Kantor Berita MINA Salurkan Kurban Hingga Pelosok Negeri

Pada akhirnya, menjadi pribadi tangguh adalah pilihan. Kamu bisa memilih untuk terus menyalahkan keadaan, atau belajar menjadi lebih kuat. Kamu bisa memilih untuk selalu merasa tersinggung, atau belajar memaafkan dan fokus pada perbaikan diri.

Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan membawa perasaan yang menyakitkan. Lepaskan luka, maafkan kesalahan, dan bangkitlah.

Berhenti baperan. Mulailah tangguh. Karena hidup ini bukan tentang siapa yang paling sensitif, tapi siapa yang paling siap menghadapi kenyataan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Impian Besar Butuh Doa dan Tindakan Nyata

 

Rekomendasi untuk Anda