Berita Kemenangan Islam

(Foto: Nurhadis/MINA)

Oleh: Imamul Muslimiin Yakhsyallah Mansur, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

 يُرِيدُونَ أَن يُطۡفِ‍ُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَيَأۡبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٣٢ هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ ٣٣

“(Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan – ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At-Taubah : 32-33)

 Ayat yang senada dengan ayat ini terdapat pada Al-Qur’an Surat Ash-Shaf ayat ke 8-9.

يُرِيدُونَ لِيُطۡفِ‍ُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨ هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ ٩

            “Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”.Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”.

Dipandang dari sudut tafsir muqorin (komparatif), kedua ayat yang terdapat pada ayat 32, surat At-Taubah  dan ayat 8 surat Ash-Shaff memiliki redaksi yang berbeda.

Pada  ayat 32, surat At-Taubah menggunakan kalimat  اَنْ يَطْفِؤُا sedangkan pada ayat 8, surat As-Shaf mengunakan kalimat لِيُطْفِؤُا  kedua kalimat ini diterjemahkan oleh terjemah Al-Qur’an Departemen Agama RI dengan terjemahan yang sama yaitu, “mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah.” Perbedaan selanjutnya adalah kalimat  وَيَأْبَي اللهُ إِلَّاَ أَنْ يُتِمَّ نُوْرَهُ pada ayat 32, surat At-Taubah dan kalimat وَاللهُ مُتِمَّ نُوْرِهِ pada ayat 8, surat Ash-Shaf.

Walaupun mengunakan kalimat yang berbeda tetapi maksudnya sama bahwa musuh-musuh Allah akan terus berusaha memadamkan cahaya Allah tetapi usaha ini tidak akan dibiarkan berhasil oleh Allah dan cahaya Allah pasti terus bersinar.

Menurut As-Suddi, yang dimaksud cahaya Allah adalah . Menurut Al-Kalbi, yang dimaksud cahaya Allah adalah Al-Qur’an. Menurut Adh-Dhahak, yang dimaksud cahaya Allah adalah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Sedangkan menurut ahli tafsir yang lain, cahaya Allah adalah cahaya dari dalil-dalil tentang Tauhidullah dan Nubuwwah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Karena dalil-dalil itu adalah itu adalah memberikan petunjuk kepada kebenaran menurut akal sebagaimana cahaya memberikan petunjuk adanya sesuatu yang dapat diketahui dengan pancaindera.

Melihat perkembangan cahaya ini, baik berupa agama Islam, Al-Qur’an, ajaran Nabi Muhammad Shalallahu Alahi Wasallam maupun dalil tentang Tauhidullah dan Nubuwwah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, orang kafir dan musyrik mereka tidak senang dan berusaha untuk memadamkan dengan mulut mereka. Mengapa hanya dengan mulut? Karena hati mereka menerima bahwa cahaya itu benar.

Upaya mereka memadamkan cahaya ini pasti tidak berhasil. Ketika menafsirkan ayat ini Ibnu Katsir menjelaskan

مَثَلُهُمْ فِي ذٰالِكَ كَمَثَلِ مَنْ يُرِيْدُ أَنْ يُطْفِئَ شُئَاعٌ الشَّمْسِ أَوْنُوْرَ الْقَمَرِ بِنَفْخِهِ وَهَذَا لَاسَبِيْلَ إِلَيْهِ

Perumpamaan mereka dalam hal ini seperti orang yang ingin memadamkan sinar matahari atau bulan dengan hembusan mulutnya, dan ini tidak mungkin.

Usaha Orang Kafir Memadamkan Cahaya Allah

  1. Percobaan Pembunuhan Terhadap Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

Ahli sejarah mencatat sekurangnya 11 kali usaha pembunuhan yang dilakukan oleh orang kafir terhadap Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam:

a) Ketika berusia 12 tahun, beliau diajak pamanya Abu Thalib berdagang ke Syam. Pada waktu sampai di Bashra, seorang pendeta yang bernama Bahira mengetahui bahwa tanda-tanda kenabian ada pada beliau dan Bahira berkata kepada Abu Thalib, “Bawalah anak ini pulang dan jagalah dia dari orang Yahudi. Jika mereka melihatnya disini pasti akan dibunuhnya. Sesungguhnya anak saudaramu ini akan memegang perkara yang besar”. Kemudian Abu Thalib dengan segera membawa beliau kembali ke Makkah.

b) Di awal perkembangan Islam, Abu Jahal tokoh kafir Quraisy yang juga paman beliau, mengambil batu besar untuk ditimpakan kepada beliau, ketika beliau sedang sujud di samping Ka’bah. Namun ketika Abu Jahal sudah dekat dan akan menimpakan batu tersebut, tiba-tiba dia menunduk dengan muka pucat dan gemetar, kedua tanganya tidak mampu menyangga batu yang dibawanya sehingga ia membuangnya.

c) Pada malam ketika beliau hendak hijrah ke Madinah, seluruh tokoh Quraisy mengepung rumah beliau untuk membunuhnya. Tetapi atas perlindungan Allah, beliau dapat keluar dari rumahnya dan paginya mereka hanya mendapati Ali bin Abi Thalib Radliyallahu Anhu dengan berselimut mantel hijau di tempat tidur beliau.

d) Ketika Suraqah bin Malik karena tergiur dengan hadian 1000 ekor , mengejar untuk membunuh beliau dalam perjalanan hijrah ke Madinah, setelah dekat dengan beliau berkali-kali dia dan kudanya terpental. Akhirnya Suraqah mengundurkan niatnya untuk membunuh beliau dan minta jaminan keamanan kepada beliau

e) Setelah perang Badar, Umair bin Wahab orang kafir Quraisy Makkah yang anaknya menjadi tawanan kaum muslimin, secara rahasia bersepakat dengan Sofyan bin Umayah akan menjamin hutang dan keluarganya kalau dia berhasil membunuh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Tetapi ketika dia pergi ke Madinah kesepakatan itu diketahui beliau dan akhirnya dia masuk Islam.

f) Yahudi Bani Nadhir mengundang beliau untuk membunuh Ketika sampai di tempat yang direncanakan, salah seorang Yahudi yang bernama Amir bin Jahasy memanjat tembok untuk menjatuhkan batu penggilingan ke kepala beliau namun Allah melalui Malaikat Jibril memberitahukan rencana pembunuhan itu kepada beliau kemudian beliau bangkit dari tempat duduknya dan pulang ke Madinah dengan selamat.

g) Pada tahun 4 Hijriyah-dalam riwayat lain 7 Hijriyah-ketika beliau sedang istirahat dalam perang Dzatur Riqa’ (yang ada tambalannya)-dinamakan demikian karena kebanyakan pasukan pejalan kaki, sehingga kaki mereka pecah-pecah dan ada kukunya terkelupas sehingga mereka tambal/balut dengan kain perca-dan pedang beliau bergantung di sebuah pohon. Tiba-tiba Da’tsur – dalam sebuah riwayat Ghaurats-mengambil pedang beliau sambil menghardik, “Hai Muhammad siapa yang menghalangi aku untuk membunuhmu? Beliau segera bangun dan berkata dengan tenang “Allah”. Mendengar kata “Allah” tiba-tiba tubuh Da’tsur serasa lumpuh dan pedang itu terjatuh dari tanganya. Kemudia beliau mengambilnya dan balik menodongkannya kepada Da’tsur sambil berkata, “Siapa yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu”. Da’tsur berkata, “Tidak ada”, lalu beliau memaafkannya kemudia Da’tsur masuk Islam.

h) Fudhalah seorang pemuda musyrikin yang pura-pura masuk Islam berniat membunuh beliau yang akan dilakukan sewaktu ia thawaf bersama beliau. Allah memberitahukan hal itu kepada beliau kemudian beliau mendekati Fudhalah, meraba dadanya dan menyibakan kain ihramnya. Beliua melihat sebilah pisau yang tersimpan di balik kain ihramnya. Maka beliau berkata, “Hai Fudhalah bertaubatlah”. Ia merasa sangat malu, lalu minta maaf kepada belaiu dan bertaubat kepada Allah.

i) Setelah pembebasan benteng Khaibar, Zainab binti Al-Harits, istri Sallam bin Hisyam datang kepada beliau dengan membawa daging domba yang sudah dipanggang dan membubuhkan racun di bagian pahanya karena beliau sangat menyukai bagian itu. Ketika beliau mengigitnya satu kunyahan beliau memuntahkannya dan bersabda, “Tulang ini mengabarkan kepadaku bahwa dagingnya dibumbui racun”. Kemudian beliau memanggil Zainab binti Al Harits dan menanyakan mengapa melakukan hal tersebut. Dia menjawab, “ Kalau kamu raja, maka aku dapat membunuhmu. Tapi kalau kamu nabi pasti akan ada yang memberitahumu”. Sementara sahabat yang ikut makan daging itu, meninggal karenanya.

j) Pada waktu perang Hunain, ada seorang laki-laki musyrik yang hendak membunuh beliau. Ketika orang itu mendekat, beliau segera memegang kedua tangannya dan memintanya bertaubat serta meletakkan tangan beliau kedada orang itu dan berdoa untuk kebaikannya. Akhirnya orang itu masuk Islam.

k) Arbad bin Qais dan Amir bin Thufail adalah dua penjahat yang terkenal pemberani di kalangan orang Arab saat itu. Mereka hendak membunuh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dengan cara meminta beliau untuk keluar ke tempat yang sepi. Ketika telah sampai di tempat yang ditentukan, sesuai dengan isyarat mata Amir, Arbad bersiap-siap untuk menikamkan pisaunya ke tubuh beliau. Tetapi tiba-tiba dia tidak sanggup melakukannya walau dia lakukan berulang kali, sampai akhirnya dia putus asa sendiri. Ketika mereka kembali ke kampungknya, Amir bertanya kepada Arbad, kenapa dia tidak jadi membunuhnya. Iya menjawab, “Demi Tuhan, setiap kali aku berusaha menikamnya, kurasakan ada kekuatan besar yang menghalangiku”. Akhirnya kedua orang itu dihukum oleh Allah. Amir mati dengan mengerang mengeluarkan suara seperti lenguhan sapi sedang Arbad mati tersambar petir sehingga tubuhnya terbakar bersama unta yang ditungganginya.

  1. Memerangi umat Islam

Ibnu Hisyam menyatakan pada masa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam orang kafir telah memerangi umat Islam dalam kurun waktu 10 tahun, sebanyak 27 kali namun hanya 7 diantaranya yang terjadi kontak senjata yaitu perang Badar Kubro, Uhud, Khandaq, Bani Quraizah, Bani Musthaliq, Thaif dan Hunain.

Usaha orang-orang kafir memadamkan cahaya Islam dengan perang ini mengalami kegagalan, justru mereka yang hancur. Kekuatan kafir Quraisy hancur dengan pembebasan kota Mekkah pada tahun 8 Hijriyah, sedangkan kekuatan kaum Yahudi hancur dengan penaklukan Benteng Khaibar pada tahun 7 hijriyah. Sejak itu mereka terusir dari Madinah dan tidak kembali sampai sekarang.

Walau demikian mereka tidak berhenti memerangi umat Islam. Pada tahun 656 H/ 1258 M Hulako Khan dan pasukannya menghancurkan negeri-negeri Islam bahkan membumi hanguskan kota Baghdad dan menghabisi kekhalifahan Bani Abbas.

Pada tahun 1492 M di bawah pimpinan Raja Ferdinand dan istrinya Ratu Isabela mereka menghabisi kekuatan Islam di Spanyol dan memaksa kaum muslimin yang tersisa untuk masuk agama Kristen. Dua puluh dua tahun setelah menaklukan Spanyol, pada tahun 1511 M Portugis dapat menaklukan Malaka, pusat kerajaan Islam lainnya dan diikuti oleh penjajahan Belanda terhadap bumi Nusantara mulai sejak tahun 1596 M sampai  tahun 1945 M.

Peperangan paling hebat yang mereka lakukan untuk memandamkan cahaya Allah adalah perang salib (Crussade) dengan tujuan merebut Masjid Al-Aqsha. Perang ini berlangsung selama hampir dua abad ( 1097 M – 1270 M ) dengan 8 kali angkatan di bawah pimpinan raja-raja Eropa yang besar dengan melibatkan Paus ( tokoh tertinggi agama Khatolik ) dan seluruh penganut Kristen Eropa baik pria maupun wanita. Helen Richolson dalam buku “Women On The Third Crussade” dengan mengambil sumber dari sejarawan menggambarkan kaum wanita Kristen telah menjadi pembunuh yang kejam dan amarah terhadap umat Islam di perang salib.

Setelah melakukan berbagai macam cara, konspirasi kafir Yahudi dan Nasrani pada tahun 1924 dapat menghancurkan kekhilafahan Turki Usmani. Kekuatan penjajah telah memakzulkan Sultan Hamid II karena tidak mau menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi. Musuh-musuh Islam menyangka dengan peperangan-peperangan ini dan hancurnya kekhilafahan Turki Usmani cahaya Islam akan padam dan kekuatan Islam akan habis. Ternyata prasangka ini tidak benar, sampai sekarang cahaya Islam tetap bersinar. Hal ini diakui oleh Sir Thomas Arnold, orientalis inggris yang dalam mukadimah bukunya “Preaching of Islam” sebagai berikut.”

Meskipun imperium (Turki Utsmani) yang besar itu telah mulai runtuh sesudah itu dan telah mulai goyang sendi-sendi politik Islam, namun penyerbuan dari segi rohani tetap berjalan tidak putus-putus dan setelah banjir bangsa Mongol itu menghancurkan Baghdad (1258) dan menenggelamkan kerajaan Bani Abbas dalam genangan darah, dan meskipun Raja Ferdinand dari Castillia dan Leon mengusir kekuasan Islam dari Cordova (1236) dan beberapa lama kemudian kerajaan Islam Granada terpaksa membayar upeti kepada kerajaan Kristen, namun dipihak lain Islam bertambah kokoh tonggak-tonggaknya tetanam di pulau Sumatera dan dari Jawa. Jelaslah dia telah berkembang dengan jayanya di seluruh pulau-pulau lain yang terletak di negeri Melayu itu. Maka di saat  dari segi itu politik Islam lemah. Kita lihat Islam mencapai -kemenangan yang gemilang dari segi kerohanian di mana-mana.

  1. Ghazwatul Fikri

Setelah musuh-musuh Islam gagal memadamkan cahaya dengan memerangi umat Islam secara fisik mereka membuat strategi baru dengan memerangi umat secara fikiran yang disebut dengan gazwul fikri.

Secara bahasa gazw berarti perang dan fikri berarti pemikiran. Sedang secara istilah dapt diartikan sebagai penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam sehingga mereka tidak mengakui kebenaran Islam. Senjata yang digunakan orang kafir dalam perang ini adalah tulisan, ide, teori, argumentasi, dan propaganda.

Gazwul fikri mereka lakukan antara lain dengan:

  • Kristenisasi

Kristenisasi dalam bahasa Arab disebut التَّنْصِيْرُ adalah sebuah gerakan keagaman yang bersifat politis kolonialis untuk mengKristenkan umat Islam. Gerakan ini muncul akibat kegagalan perang Salib dan bertujuan untuk menguasai negara-negara muslim secara politik dan ekonomi dan yang paling penting adalah untuk memurtadkan atau  minimal menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam.  Kristenisasi ini mereka lakukan dengan berbagai modus antra lain: membangun gereja ilegal, mendirikan lembaga pendidikan, memberikan bantuan dalam kegiatan sosial, melalui hiburan, memanipulasi ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist, mengklaim beberapa ulama masuk Kristen, mencari dan menghamili wanita muslimah, mengangkat kepala pemerintahan Kristen dan merekayasa aliran sesat seperti Ahmadiyah, ISIS, Qiyadah Islamiyah dan sebagainya.

  • The End Of History And The Last Man

Pada tahun 1992, Francis Fukuyama seorang pemikir Amerika berdarah Jepang menerbitkan buku berjudul “The End of History and The Last Man” dalam buku ini disebutkan bahwa sejarah manusia telah berakhir dengan kemenangan demokrasi liberal Barat.  Dia menulis, “Yang kita saksikan sekarang bukan saja akhir dari perang dingin, atau berlalunya masa-masa sejarah fase perang, melainkan akhir sejarah itu sendiri, yaitu akhir ideologi manusia dan universalisai demokrasi liberal Barat sebagai bentuk pemerintahan manusia paling akhir”.

Buku ini disambut gegap gempita oleh para cendikiawan seluruh dunia dan diperbincangkan secara besar-besaran, sebagian mendukung dan sebagian menolak.  Padahal tesis Fukuyama ini tidak didukung oleh bukti yang kuat secara keilmuan, logika, atau data ril. Kegagalan komunisme dan sistem ekonomi dan politik otoritanianisme tidak bisa dijadikan argumen atas kebenaran sistem kapitalisme liberal. Apa lagi Amerika Serikat sebagi negara kapitalis  liberal terbesar saat ini dalam ambang kehancuran.

Mamduh  Az-Zubi dalam bukunya “Amerika di Ambang Keruntuhan”, mengutip pendapat Edward Ludrock, seorang pakar Amerika spesialis bidang politik dan geografi sebagai berikut, ‘Sebagimana pemerintahan Uni Soviet hancur seperti runtuhnya bangunan dari kertas karton, maka pemerintahan Amerika Serikat mengklaim akan hancur apabila tidak merubah keadaannya sekarang, dimana sekarang Amerika Serikat sedang menghadapi kekacauan dan ketidak seimbangan.  Dalam bukunnya yang di terbitkan di awal tahun 1994, dengan  judul “Mmimpi Amerika Sedang Terhadang Bahaya”, Ludrock menegaskan bahwa kehancuran Amerika Serikat berhubungan dari segi kemanusiaan dalam hal tersebut merupakan penyebab utama kehancuran Amerika Serikat. Pada tahun 2016 Amerika Serikat terlilit utang mencapai US$ 19 triliun (sekitar 250 ribu triliun rupiah).

The Clash Of Civilization ?

Buku ini diterbitkan tahun 1992, ditulis oleh Samuel P. Huntington, seorang profesor ilmu-ilmu sosial di Universitas Harvard, AS.  Dia adalah salah seorang guru besar study strategi yang dekat dengan para pengambil keputusan di Amerika Serikat dan seorang keturunan Yahudi.  Dalam buku ini Samuel P. Huntington mengemukakan teori bahwa identitas budaya dan agama seorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca perang dingin yang akan mengakibatkan benturan peradaban (clash civilization).  Buku ini muncul sebagai tanggapan atas buku karya mahasiswanya Francis Fukuyama berjudul “The End of History” di atas.

Meskipun buku ini sebenarnya hanyalah kumpulan tulisan panjang Hamilton di majalah “Foreign Affairs“ yang dekat dengan Kementrian Luar Negeri AS, namun ia menimbulkan kegemparan dunia-atau sengaja direkayasa begitu-dan mampu mengalahkan popularitas The End Of History karya Fukuyama.  Menurut Dr. Abid Al-Jabiri sebagaiamana yang dikutip Dr. Yusuf Qordlowi, walau buku ini dibungkus dengan asumsi-asumsi yang menurut penulisnya ilmiah, tetapi tujuan utama adalah satu yaitu menciptakan ketakutan Barat (orang kafir) akan bangkitnya Islam kembali oleh karena itu Barat (orang kafir) harus terus mengembangkan kekuatan militernya dan mengalokasikan dana yang semestinya untuk menghambat ke bangkitan tersebut.

Kegagalan Ghazwul Fikri

Sebagaimana kegagalan orang kafir memadamkan cahaya Islam melalui upaya membunuh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam dan memerangi umat Islam, upaya ghazwul fikri yang mereka lakukan juga menemui kegagalan. Ketika menafsirkan ayat di atas  Prof. Dr. Hamka berkomentar, “Tiga ratus lima puluh tahun kekuasaan Belanda, namun yang memeluk agama Kristen, yang disiarkan dengan segenap kekuasaan dalam masa 350 tahun, tidaklah sampai 10% dari seluruh bangsa Indonesia yang pada waktu tafsir ini ditulis (tahun 60’an) adalah sekitar 130 juta  lebih dari 100 juta adalah pemeluk Islam”.  Selanjutnya beliau menulis, “sekitar tiga puluh empat sesudah dapat dihancurkannya perlawanan kaum komunis (30SPKI) penyebar agama Kristen membuat propaganda keseluruh dunia bahwa telah 4 juta orang Islam masuk Kristen.  Dengan demikian datanglah bertubi-tubi bantuan dari dunia Kristen dan dunia Islam pun mulai cemas sehinga beberapa pemimpin dan ulama datang ke Indonesia menyelidiki berita itu. Tetapi setelah diadakannya sensus oleh pemerintah , ternyata bahwa jumlah umat Islam tidak berkurang 4 juta dan jumlah pemeluk Kristen tidak bertambah 4 juta.

Dr. Yusuf Qordlowi dalam kunjungnnya ke Jakarta beberapa tahun yang lalu, dihadapan ribuan pemuda yang berulang kali meneriakan takbir, mengatakan, “Proyek Kristenisasi Indonesia gagal. Hingga kini masjid-masjid tetap berdiri.  Misi Zending Kristenisasi dan penjajah gagal menggoyakan akidah umat Islam. Alhamdulillah kaum muslimin dengan segala kekuatan yang meraka miliki berhasil mengatasi serangan dahsyat Kristenisasi itu.  Semua upaya dan kerja keras mereka itu gagal.” Selanjutnya beliau berkata, Maha benar Allah yang berfirman,

 يُرِيدُونَ لِيُطۡفِ‍ُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ٨

“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah, dengan (mulut) ucapan-ucapan mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. As-Shof (61): 8)

Kegagalan Kristenisasi ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Anggota Dewan Islamic Cultural Centre OF New York dan Asisten Imam Masjid Raya Al Hikmah Amerika Serikat, Syamsi Ali, mencoba membuktikan kebenaran analisis gagalnya Kristenisasi itu.  Secara cermat melalui facebooknya tanggal 13/12/2012, Syamsi Ali mempubliskan fakta perkembangan Islam di AS pasca tragedi 11 September 2001.  Dia menulis bahwa di Amerika, gereja-gereja, sekolah, dan instansi pemerintah sekalipun membuka diri bagi para imam untuk memberi ceramah tentang Islam.  Sebaliknya, masjid juga semakin ramai dikunjungi oleh para non muslim.  Dia juga mencatat di lembaganya untuk dua bulan terakhir ini ada 17 orang yang menyatakan masuk Islam.

Tren positif perkembangan Islam ini tidak hanya terjadi Amerika Serikat tetapi hampir di seluruh dunia. Kompas.com, selasa 7 April 2015 merilis laporan Pers Research Center di Amerika bahwa selama 40 tahun kedepan agama yang paling bnyak pengikutnya adalah Islam dan Kristen.  Islam menjadi agama yang paling pesat perkembangannya, mulai dari 1,6 Milyar di tahun 2010 menjadi 2,76 Milyar pemeluknya di tahun 2050. Dengan begitu pemeluk Islam akan menjadi satu pertiga jumlah populasi dunia. Untuk Kristen, pertumbuhan sebelumnya diperkirakan akan besar, namun tidak melebihi pertumbuhan Islam. Bahkan di tahun 2100 untuk pertama kalinya dalam sejarah kemungkinan pemeluk Islam akan melewati jumlah pemeluk Kristen.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa usaha orang kafir untuk memadamkan cahaya Allah tidak semuanya tanpa hasil. Kadang-kadang mereka menang menghadapi umat Islam seperti keberhasilan mereka merebut kembali Spanyol, penghancuran Baghdad, penjajahan mereka selama 350 tahun terhadap Indonesia dan sebagainya. Namun kemenangan mereka terhadapa umat Islam ini tidak membuat cahaya Allah padam. Cahaya Allah dapat padam di satu tempat tapi akan memancarkan di tempat lain dan dapat padam di satu waktu tapi akan memancarkan di waktu yang lain.

Mengapa Cahaya Allah Padam?

Allah berfirman

وَلَئِن شِئۡنَا لَنَذۡهَبَنَّ بِٱلَّذِيٓ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهِۦ عَلَيۡنَا وَكِيلًا ٨٦

“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami hilangkan apa yang telah Kami wahyukan kepada Engkau. Kemudian tidak akan Engkau dapati dari hal itu terhadap Kami seorang penolongpun,”.85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.QS. Al-Isra (17), 86).

Sebagaiman disebutkan di atas bahwa menurut Al-Kalbi yang dimaksud cahaya Allah adalah Al-Qur’an. Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa jika Allah menghendaki dapat saja Allah menghilangkan (dicabut) sehingga padam cahayanya di tengah-tengah manusia. Abdullah Bin Ma’ud Radhiyallahu A’nhu berkata, “Yang pertama kali akan hilang dalam agamamu adalah amanah, dan yang terakhir kali akan hilang adalah shalat. Sungguh Al-Qur’an ini seakan-akan dicabut daripada kalian sehingga pada suatu hari kalian bangun pagi, kalian tidak dapati sedikitpun dari Al-Qur’an bersama kalian. Maka seseorang bertanya, “Bagaimana dapat kejadian begitu, hai Abu Abdurrahman? Padahal Al-Qur’an telah kami tanamkan teguh dalam hati-hati kami dan telah kami tetapkan dalam mushaf-mushaf kami dan kami ajarkan kepada anak-anak kami, dan anak-anak kami mengajarkan semuanya kepada anak-anaknya turun temurun sampai hari kiamat?”. Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Dia akan hilang pada suatu malam, hilang yang di dalam mushaf dan hilang pula yang dihafal di dalam hati sehingga jadilah manusia seperti binatang.

Dalam riwayat lain Abdullah Bin Umar Radhiyalllahu Anhu berkata, “Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum Al-Qur’an kembali dari asal turunnya. Ia berdengung seperti dengungan lebah. Maka Allah bertanya, Hai ada apa engkau? Dia menjawab,”Yaa Tuhan dari Engkau aku keluar dan kepada Engkau aku kembali. Aku dibaca tetapi aku tidak diamalkan. Aku dibaca tetapi aku tidak diamalkan”.

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallahu A’laihi Wa Sallam bersabda:

يُوْ شِكُ أَنْ يَغْضَبَ اللهُ لِكِتَابِهِ فَلاَ وَرَقاً وَلَا قَلْبًا إِلَّا أُخِدَ مِنْهُ . )رواه الثعلبي(

“(Sungguh mungkin Allah murka karena kitabNya sehingga tidak Dia biarkan secarik kertaspun yang ditulis atau yang dihafalkan semua akan ditarik kepada-Nya”. HR. Ats-Tsa’labi).

Ketika menafsirkan ayat ini Al-Qurthubi (Abu Abdullah Muhammad Bin Ahmad Bin Abu Bakar Al-Anshari, Al-Qurthuby) Ahli Tafsir dari Qurthuby (Cordova) dan meninggal dunia di Mesir tahun 671 H yang merasakan pahit getirnya umat Islam terusir dari Spanyol, mengingatkan betul bahwa Al-Qur’an dapat hilang dan cahayanya terbang ke langit.

Menurut Abdullah bin Umar penyebab padamnya cahaya Allah adalah karena tidak mengamalkan Al-Qur’an dengan mengabaikan dan menjauhkan diri dari manfaatnya sebagaimana firman Allah :

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِي ٱتَّخَذُواْ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورٗا ٣٠

“Dan Rasul (Muhammad) berkata Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.” (QS. Al-Furqon (25): 30).

Ibnu Katsir menfsirkan ayat ini dengan ayat :

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَا تَسۡمَعُواْ لِهَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ وَٱلۡغَوۡاْ فِيهِ لَعَلَّكُمۡ تَغۡلِبُونَ ٢٦

“Dan orang kafir berkata, janganlah kalian mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya supaya kamu dapat mengalahkannya”. (QS. Fushilat (41) : 26).

Jadi orang kafir tahu bahwa untuk mengalahkan umat Islam salah satu caranya adalah menjauhkan mereka dari mendengarkan Al-Qur’an. Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, sikap mengabaikan Al-Qur’an itu ada beberapa macam.

Pertama,  mengabaikan Al-Qur’an dengan tidak mendengarkannya dan tidak mengimaninya serta tidak memperhatikannya. Kedua, tidak mengamalkan isinya dan menjadikannya sebagai barometer dalam menentukan halal dan haram walupun tetap membacanya dan merasa mempercayainya. Ketiga, mengabaikan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya baik tentang masalah pokok dalam beragama maupun cabang-cabangnya dan tidak meyakini bahwa Al-Qur’an dapat dipercaya serta menganggap bahwa dalil-dalil di dalamnya adalah lafadz biasa yang tidak ilmiyah. Keempat, tidak mentadaburinya dan mempelajarinya serta tidak mencari tahu apa yang dikehendaki Allah di dalam Al-Qur’an. Ke lima, tidak menjadikannya sebagai obat penyakit hati dan mencari obat selain Al-Qur’an.

Islam Pasti Menang

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ ٣٣

            (Dialah yang mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk memenangkannya atas segala agama walaupun orang musyrik tidak menyukainya”. (QS. At-Taubah (9) : 33).

Ayat ini diulang sempurna pada surat Ash-Shaff (61) ayat ke 9.

Musuh-musuh Islam melihat pengulangan ayat Al-Qur’an ini untuk menghujat dan melecehkan Al-Qur’an. Dr Robert Horey, seorang pendeta Kristen dari AS dalam bukunya “Islamic Invasion” yang isinya 100 % menghujat Islam menulis, “Al-Qur’an dimaksud untuk dihafal oleh orang-orang yang buta huruf dan tidak berpendidikan. Untuk itu Al-Qur’an menekankan kepada pengulangan (ayat) yang sama dan terus menerus”.

Pandangan ini jelas tidak benar karena Al-Qur’an yang berfungsi utama sebagai petunjuk atas pengajaran, maka pengulangan adalah hal yang sangat penting mengingat manusia suka lupa dan lalai. Dalam dunia pengajaran dan pendidikan pengulangan sangat diperlukan untuk lebih mendapatkan pemahaman dan dapat menjadikan sugesti dan motivasi.

Dengan pengulangan ayat ini, umat Islam akan tersugesti dan termotivasi bahwa Allah pasti akan memenangkan agama Islam terhadap semua agama yang ada di dunia.

Di dalam Al-Qur’an, ayat yang senada dengan dua ayat di atas sangat banyak antara lain :

هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدٗا ٢٨

 “Dialah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkannya terhadap semua agama dan cukuplah Allah sebagai saksi,”. (QS. Al-Fath (48): 28).

 كَتَبَ ٱللَّهُ لَأَغۡلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِيٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٞ ٢١

 “Allah telah menetapkan, Aku dan Rasul-RasulKu pasti menang. Allah Maha Kuat. Allah Maha Perkasa,”. (QS. Al-Mujadalah (58): 21).

وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ ١٧٣

 “Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang,”. (QS. Ash-Shaffat (38): 173).

ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيۡنَا نُنجِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٠٣

 “Kemudian kami selematkan Rasul-Rasul Kami dan orang yang beriman. Demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang yang beriman,” (QS. Yunus (10): 103).

وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ٨٢

 “Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapannya walaupun orang berdosa tidak menyukainya,” (QS. Yunus (10): 82).

وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ رُسُلًا إِلَىٰ قَوۡمِهِمۡ فَجَآءُوهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَٱنتَقَمۡنَا مِنَ ٱلَّذِينَ أَجۡرَمُواْۖ وَكَانَ حَقًّا عَلَيۡنَا نَصۡرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٤٧

 “Dan merupakan kewajiban Kami menolong orang yang beriman,” (QS. Ar-Rum (30): 47).

Adapun yang dimaksud, “Allah akan memenangkan Islam terhadap yang lain,” menurut Imaam As- Sa’di adalah :

لِيَجْلِيَهُ عَلَي سَائِرِ الأَدْيَانِ بِالْحُجَّةِ وَالْبُرْهَانِ

 “Meninggikan Islam diseluruh agama dengan hujjah (argumen) dan bukti kebenaran,”.

Menurut Prof. Dr HAMKA, Islam menang di atas agama lain bukan berarti agama yang lain akan habis dan semua orang di dunia memeluk Islam, tetapi maksudnya kian lama manusia mencari aturan hidup mereka di dunia, akhirnya mereka mangakui bahwa hanya sistem Islam yang paling cocok untuk mengatur hidup manusia, walaupun mereka tidak masuk ke dalam agama Islam.

Ketika menafsirkan dua ayat di atas, (QS. Ash-Shaff 8-9) Al-Maraghi menyatakan bahwa pada ayat 8, Allah mengakhiri  dengan “Walau Karihal Kafiruun” dan pada ayat 9, dengan “Walau Karih Al-Musryikuun” karena yang berusaha menutup dan memadamkan cahaya adalah orang kafir- yang secara bahasa akhirnya menutup – dan yang tidak senang dengan perkembangan Islam adalah orang yang menyekutukan Allah (musyrik).

Wallahu a’lam bishawab.

(R01/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

*Tausiyah  ini disampaikan Imamul Muslimiin Yakhsyallah Mansur dalam Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) 1438 Hijriyah di Masjid At-Taqwa, Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, 24 Sya’ban 1438/21 Mei 2017.

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.