Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkah Sya’ban Menjelang Ramadhan

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 4 Maret 2022 - 04:35 WIB

Jumat, 4 Maret 2022 - 04:35 WIB

7 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Tak terasa waktu setahun bergulir begitu cepatnya. Bulan penuh berkah itu pun kini datang di depan mata, Ramadhan. Hari-hari ini akhir bulan Rajab berlalu, dan kita pun memasuki awal bulan Sya’ban. Sesaat lagi bulan suci Ramadhan.

Sya’ban merupakan bulan ke-8 dalam Kalender Hijriyah. Selengkapnya urutan bulan-bulan tersebut adalah: Muharram, Shafar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijah.

Ahli bahasa Arab menyebutkan, sya‘ban berasal dari kata sya‘aban yang bermakna terpancarnya keutamaan. Sya‘ban juga bisa berasal dari kata as-syi‘bu artinya sebuah jalan di gunung, yang tidak lain adalah jalan kebaikan.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Lainnya mengatakan, sya‘ban berasal dari kata asy-sya‘bu yang artinya menambal, yaitu saat Allah menambal atau menghibur hamba-Nya.

Makna-makna tersebut mengacu pada berpencarnya atau banyaknya cabang-cabang kebaikan pada bulan mulai ini, sebagai hiburan bagi orang-orang beriman.

Ibnu Hajar al-Atsqalani dalam Kitab Fathul Bari menyebutkan, Sya’ban menandakan penduduk jazirah Arab pada bulan tersebut berpencar-pencar (yatasya’abun) mencari sumber mata air setelah bulan Rajab.

Karena itu, umat Islam memanfaatkan kehadiran bulan Sya’ban ini sebagai hari-hari untuk menemukan dan melakukan banyak ibadah dan amal kebaikan. Di antaranya adalah dengan memperbanyak puasa sunah di dalamnya. Juga amalan lainnya seperti shalat-shalat sunah, tadarus Quran, dzikir dan doa, bersedekah, dan kegiatan kebaikan lainnya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Ibaratnya sebagai warming up (pemanasan) sebelum nanti memasuki bulan puasa Ramadhan.

Karena demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencontohkan amaliyah pada bulan Sya’ban.

Di antaranya disebutkan dalam hadits dari isteri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, yang menyebutkan:

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Artinya: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim).

Bulan Sya’ban disebut juga dari kata “sya’aba” artinya muncul, yaitu di antara dua bulan, Rajab dan Ramadhan. Kemunculan di tengah-tengah antara kedua bulan itu, seringkali membuat umat lalai terhadap kebaikan-kebaikan di dalamnya.

Ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Usamah bin Zaid, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya, “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban.”

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjawab:

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “Itulah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Tuhan semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR An-Nasa’i dan Ahmad).

Adapun di antara rahasia atau hikmah mengapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban.

Karena itu, seperti dikatakan Ibnu Rajab, ketekunan pada bulan Sya’ban dalama amaliyah sama dengan keikhlasan pada bulan Ramadhan. Di mana pada bulan Sya’ban seperti bulan Ramadhan, banyak melakukan puasa dan membaca Al-Quran, untuk mendapatkan kesiapan menerima bulan suci Ramadhan, dan sebagai tanda kepatuhan kepada Ar-Rahman.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Semoga bulan Sya’ban yang akan dan sedang kita jalani tahun ini, mengantarkan kita pada kesiapan diri menghadapi indahnya berkah bulan suci Ramadhan, penghulu segala bulan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya:  “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” Aamiin. (A/RS2/ P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom
Kolom