Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkunjung ke Indonesia, Grand Syaikh Al-Azhar Akan Serukan Perdamaian Dunia

Rana Setiawan - Ahad, 21 Februari 2016 - 19:19 WIB

Ahad, 21 Februari 2016 - 19:19 WIB

571 Views

azhar

Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb.(Foto: Abidde Andalucia)

Jakarta, 13 Jumadil Awwal 1437/21 Februari 2016 (MINA) – Indonesia akan kedatangan salah satu tokoh Islam penting dunia, yaitu Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb. Bersama Majelis Hukama Al Muslimin yang dipimpinnya, Syekh Ath-Thayyeb dijadwalkan akan berada di Indonesia selama enam hari guna menghadiri serangkaian acara, termasuk melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Majelis Ulama Indonesia.

Grand Syaikh juga akan akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni Al Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Grand Syekh Al Azhar akan menyampaikan pidato perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia,” terang Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMA) yang juga Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI), Muchlis M Hanafi, Ahad (21/2),.

Menurut Muchlis, Syaikh ath-Thayyeb dikenal sebagai ulama moderat dan selalu menyerukan ukhuwah (persatuan), dan tegas mengkritik Zionis.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

Di antara sikap dan pandangan keagamaannya adalah membela Khazanah Pemikiran Turats (Kitab Kuning). Syaikh Ath-Thayyeb selalu menekankan misinya untuk melestarikan dan menyebarkan buku-buku turats (klasik).

“Dalam banyak kesempatan, beliau sering mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di al-Azhar dan universitas-universitas Islam lain, yaitu: digantikannya buku-buku turats dengan buku diktat dari dosen,” ujarnya.

Syaikh ath-Thayyeb juga dikenal mendukung Mazhab Asy’ari. Dikatakan Muchlis, sebagai pribadi dan orang Azhar, SyAikh ath-Thayyeb selalu menganjurkan Mazhab Asy’ari dalam akidah, karena menurutnya, paling pas dalam memadukan antara akal dan wahyu. Selain itu, Mazhab Asya’ri juga paling hati-hati dalam mengkafirkan orang lain.

“(Syaikh Thayyeb berpandangan) maraknya fenomena pengafiran yang terjadi di kalangan tertentu umat Islam, selain karena penindasan penguasa, juga dihidupkannya kembali pemikiran-pemikiran khawarij yang sebenarnya sudah hilang ditelan sejarah,” tutur Muchlis.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Selain UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Grand Syaikh Al Azhar juga dijadwalkan akan meninjau Pusat Studi Al-Quran (PSQ) pimpinan Prof. Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin dan meninjau Masjid Al Azhar.

Selain itu, dia juga akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. “Penganugerahan ini akan diberikan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (24/02) yang dijadwalkan akan dihadiri juga oleh Menag Lukman di Aula UIN Malang,” tambahnya.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Grand Syaikh dijadwalkan berkunjung ke Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut.

Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor. “Grand Syaikh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat pagi,” tutur Muchlis.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Profil Syaikh Ahmad Ath-Thayyeb

Prof. Dr. Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb Al-Asy’ari, Al-Maliki, Al-Khalwati. Al-Asy’ari adalah mazhab akidahnya, Maliki mazhab fikihnya, dan Khalwati tarekat Sufi tempatnya bernaung.  Beliau lahir di Qena, Mesir, pada tahun 1946. Silsilah nasabnya sampai kepada Hasan bin Ali bin Abu Thalib.

Jabatan yang diemban saat ini adalah al-Imam al-Akbar (Imam Terbesar) Syaikh Al-Azhar (dalam bahasa selain Arab biasa disebut Grand Syaikh); pimpinan tertinggi institusi Al-Azhar, Mesir sejak 2010, menggantikan Almarhum Prof. Dr. Muhammad Sayyid Thanthawi.

Jabatan ini penetapannya berdasarkan keputusan presiden, dengan masa jabatan seumur hidup. Menurut aturan protokol, jabatan ini setara perdana menteri. Sejak 2014, beliau juga dipercaya memimpin Majelis Hukama’ al-Muslimin, sebuah organisasi internasional independen yang menghimpun para tokoh ulama lintas negara, berhaluan moderat, dan bertujuan mengukuhkan perdamaian di dunia Islam.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Sebelum menjadi Syaikh Al-Azhar, Syaikh ath-Thayyeb menjabat sebagai: Rektor Universitas Al-Azhar (2003 – 2010), Mufti Negara (2002 – 2003), Anggota Lembaga Riset Al-Azhar, Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, dan  Anggota Dewan Tertinggi Tarekat Sufi. Beliau juga tercatat sebagai Dekan Fakultas Studi Islam di Aswan dan Fakultas Teologi Universitas Islam Internasional di Pakistan, serta mengajar di universitas-universitas di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur