Berkurban Memiliki Nilai Keagamaan dan Sosial Tinggi

, MINA – Presiden Aksi Cepat Tanggap () Mukhti Imran mengatakan, berkurban memiliki nilai keagamaan dan sosial yang amat tinggi.

“Secara sosial, kurban dapat membahagiakan masyarakat prasejahtera yang tidak pernah menikmati daging karena harganya yang cukup mahal. Apalagi sejak pandemi Covid-19 dua tahun lalu, ekonomi mereka juga semakin terpuruk,” jelas Mukhti Imran dalam acara Kudu Qurban di Gedung 165 Jakarta, Jumat (27/5).

Melihat penting dan manfaat ibadah kurban tersebut, Global Qurban ACT mengusung tema “Kuatkan Tekad, Kudu Qurban” pada pelaksanaan ibadah qurban tahun ini. Diharapkan kesadaran untuk berkurban betul-betul dimengerti oleh umat Islam.

“Kudu Qurban bermakna sebagai bentuk syukur dan takwa kepada Allah Subhanahu waTa’ala, juga Kudu Qurban sebagai ungkapan peduli terhadap kemanusiaan,” jelas Mukhti.

Tahun ini, Global Qurban tengah bersiap untuk mendistribusikan kurban ke 60 negara, terdiri dari 18 negara di Benua Asia,  7 negara Timur Tengah dan Syam, 28 negara di Benua Afrika, serta 7 negara di benua lainnya. Selain itu, 385 kota/kabupaten di 34 provinsi Indonesia tak luput dari sasaran distribusi kurban tahun ini.

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan kurban tahun 2021 lalu, tambah Mukhti, Global Qurban mendistribusikan kurban ke 37 negara dan 278 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Total hewan kurban mencapai 24.505 setara kambing yang terdiri dari 869 ekor sapi, 2.472 ekor kambing, dan 28 ekor unta.

“Penerima manfaat mencapai 1.907.164 jiwa dan melibatkan 23.071 relawan. Diharapkan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu, baik secara jumlah hewan, wilayah pendistribusian, dan penerima manfaatnya,” harap Mukti.

Ia menambahkan,  dalam pendistribusian akan diberikan kepada orang yang bener-bener tidak mampu, seperti daerah plosok-plosok.

Dalam acara ini Global Qurban ACT hadirkan Koordinator Pengawasan Produk Hewan Kementerian Pertanian Drh Imron Suandi MPVH mengatakan, penyakit Mulut dan Kuku tengah marak menjangkiti hewan berkuku genap/ belah seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, musibah ini tak boleh menyurutkan semangat umat Islam untuk tetap berkurban.

Global Qurban – ACT berupaya untuk mengantisipasinya dengan mengelola hewan-hewan kurban yang berada di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) secara intensif yang berarti berada di bawah pengawasan tim dokter hewan. Dengan upaya ini, Global Qurban – ACT berharap bisa terus menjamin terjaganya kualitas daging kurban yang akan disampaikan kepada saudara sesama yang paling membutuhkan dan juga sesuai dengan syariat Islam.

Hadir juga Ustadz Amir Faishol Fath Dewan Syariah ACT, Fadhli Septavianra Leader National Philantropi Nertwortk dan Presiden ACT Ibnu Khajar serta jajaranya. (L/R8/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.