Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berlarutnya Konflik di Palestina Jadi Luka Terburuk Pelanggaran HAM Dunia

Rana Setiawan - Ahad, 12 November 2023 - 04:56 WIB

Ahad, 12 November 2023 - 04:56 WIB

2 Views

Jakarta, MINA – Anggota Badan Kerja Antar-Parlemen (BKSAP) DPR Hugua menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan peperangan yang kini terjadi Palestina. Baginya, jika dibiarkan berlarut, akan menjadi luka terburuk dari kasus HAM dunia.

Demikian pernyataan tersebut ia sampaikan kepada Parlementaria usai mengikuti forum Asian Parliamentary Assembly (APA), Baghdad, Irak, Jumat (10/11) sebagaimana keterangan tertulisnya dikutip MINA, Ahad (12/11).

Ia sepakat kekerasan perang yang dilakukan oleh Israel adalah upaya untuk mengokupasi wilayah Palestina.

“Seluruh komunitas global untuk segera menghentikan perang yang ada di Palestina. Ini merupakan pelanggaran HAM terberat, karena ini (adalah) agresi Israel yang tidak mengenal perikemanusiaan,” tutur Hugua.

Baca Juga: Oposisi: Pemerintahan Netanyahu Seret Israel ke Perang Tanpa Akhir

Dia menekan dan mengimbau kepada seluruh komunitas internasional untuk mengakui kedaulatan negara Palestina.

Sebagai bagian bangsa Indonesia, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu menyakini bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Sebab itu, dirinya mendukung kedaulatan Palestina.

Ia pun menerangkan, Majelis Umum PBB telah memberikan suara untuk mendukung resolusi yang menegaskan kedaulatan rakyat Palestina atas sumber daya alam mereka. Di mana, sebutnya, dalam keputusan Majelis Umum tersebut terdiri 151 negara setuju, 6 negara menolak, dan 11 negara abstain.

Oleh karena itu, Hugua menegaskan komunitas internasional menghormati sekaligus mendukung keputusan tersebut.

Baca Juga: Al-Qassam dan Jihad Islam Puji Serangan Rudal Houthi ke Tel Aviv 

“Saya menekan dan mengimbau kepada seluruh komunitas internasional (untuk) mengakui kedaulatan negara Palestina,” ungkapnya.

Mengetahui kondisi di Palestina kian mengkhawatirkan akibat serangan Israel yang bertubi-tubi, dirinya mengingatkan komunitas internasional untuk memberikan sekaligus mengawal penyaluran bantuan kemanusiaan. Bantuan ini, nilainya, harus menjadi prioritas utama agar pengungsi dapat terlindungi dan terselamatkan.

“Terakhir, saya mengimbau kepada komunitas internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan juga melindungi kawasan-kawasan netral seperti rumah sakit. Terlalu banyak pengungsi kini yang tidak terselamatkan (akibat kekerasan Israel),” pangkas legislator daerah pemilihan Sulawesi Tenggara itu.

Suarakan Solidaritas Palestina

Baca Juga: Israel Rekrut Pencari Suaka Asal Afrika untuk Berperang di Gaza

Sementara Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta juga menyuarakan dukungan untuk menghentikan perang Palestina dan Israel.

Ia menegaskan kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina tidak boleh dibiarkan berlanjut.

Maka dari itu, ia berharap masyarakat global termasuk parlemen anggota Sidang Parlemen Asia (Asian Parliament Assembly/APA) untuk tidak menutup mata. Ia pun juga meminta seluruh dunia bisa lebih adil dan objektif dalam menilai kondisi terkini antara Palestina dan Israel.

“Saya yakin sebagian besar masyarakat global masih memiliki kewarasan. Masalahnya mungkin datang dari para pembuat kebijakan global yang tidak mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan rakyat Palestina. Oleh karena itu, kita sebagai anggota Parlemwn Asia harus terus menyuarakan penghentian kekerasan (perang) ini dengan lantang,” ungkap Sukamta dalam dalam forum APA yang digelar di Baghdad, Irak, Jumat (10/11).

Baca Juga: Pasukan Zionis Perketat Pengepungan di Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron

Ia mengecam sejumlah negara yang diam bahkan mendukung secara terang-benderang tindakan kekerasan Israel, termasuk kegagalan PBB mereformasi sistem internasional di dewan keamanan.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, korban perang telah melewati 10.000 orang di mana porsi korban terbesar adalah penduduk Palestina. Sebagian besar korban berasal dari kategori Lansia, perempuan, dan anak-anak. Sebab itu, ia menyatakan kekecewaan terhadap sejumlah negara yang diam terhadap peristiwa tersebut dan bahkan secara terang-benderang mendukung aksi kekerasan.

“Saya mengkritisi PBB terutama Dewan Keamanan yang tidak cakap menyelesaikan krisis kemanusiaan ini. Bagi kami, krusial sekali untuk mereformasi sistem internasional di Dewan Keamanan PBB supaya bisa menguatkan penyelenggaraan hukum untuk menyelesaikan semua konflik termasuk (yang terjadi di) Palestina,” tegasnya.

Terakhir, Politisi Fraksi PKS itu menekankan aksi kekerasan yang dilakukan Israel tidak diabaikan dengan segera ditindaklanjuti.

Baca Juga: Pasukan Zionis Babat Habis Ribuan Pohon Zaitun di Kafr al-Dik

“Jangan biarkan kekerasan (yang dilakukan Israel) dibiarkan. Setiap kriminalitas Israel harus diadili melalui mekanisme ICC,” pungkas Anggota Komisi I DPR RI ini.(R/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Siaga Penuh Pasca Rudal Houthi Berhasil Mendarat di Tel Aviv

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Palestina
Internasional
Indonesia
Palestina
Internasional
Palestina
MINA Preneur
Palestina
Internasional