Bersahabat Karena Allah

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Iman Syafi’i berkata, “Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada , maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah engkau melepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah.”

Ungkapan Imam Syafi’i di atas bila dihayati maka akan terasa betapa mencari yang senantiasa berupaya mengingatkan kita kepada syariat Allah dan Rasul-Nya, tidak semudah memutar telapak tangan. Artinya, bila seseorang ingin mendapatkan sahabat yang baik dan selalu mengingatkan kepada Allah, maka hal awal yang harus dilakukan adalah memperbarui niatnya terlebih dahulu. Jika niatnya karena Allah ingin mencari sahabat yang baik, maka Insya Allah akan terwujud mendapatkan seorang sahabat yang baik.

Niat menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan. Sebab dari niat yang kuat itulah keinginan akan terwujud. Dalam niat yang kuat ada prasangka baik (huznuzan) kepada Allah sehingga Allah akan mengikuti apa yang kita sangkakan itu.

Di akhir zaman ini, banyak orang membangun persahabatan dengan alasan berbagai jenis. Ada yang bersahabat karena seprofesi; sama-sama guru, jurnalis dan lainnya. Tapi ada juga orang-orang yang bersahabat lintas profesi. Mereka tidak perlu melihat siapa dan kerja sebagai apa dia. Selama ia seorang muslim yang baik akhlaknya, maka mereka itulah sahabat.

Semua jenis pershabatan yang dibangun selain karena dasar jalinan iman dan akidah, pasti akan sirna dan tidak akan pernah bersambung hingga ke akhirat (). Tapi sebaliknya, persabatan yang dibangun atas dasar kecintaan kepada Allah, dan karena Allah, maka itulah persahabatan yang akan kekal dari dunia sampai ke surga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia. Maka merekapun bertanya kepada Allah, ‘Ya Rabb… Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami sewaktu di dunia, salat bersama kami, puasa bersama kami, dan berjuang bersama kami. Maka Allah berfirman, “Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah.” (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd).

Masya Allah, hadis di atas memberikan sebuah gambaran yang jelas kepada setiap muslim yang lurus akidah dan baik akhlaknya bahwa setiap persahabatan atau setiap sahabat yang membangun persahabatannya hanya karena Allah, mereka saling mencintai karena Allah, saling menasehati karena Allah, maka kelak satu sama lain akan saling menyelamatkan agar semuanya masuk ke dalam surga bersama-sama.

Hadis di atas juga memberikan gambaran kepada setiap muslim bahwa Allah Ta’ala akan memberikan izin kepada orang yang beriman untuk menarik sahabat-sahabat mereka yang ada di neraka, tentu dengan syarat sahabat yang masih di neraka itu ada iman di hatinya walaupun sebesar debu (zarrah).

Ternyata, seorang sahabat muslim (mukmin) itu mempunyai syafa’at pada hari kiamat untuk menyelamatkan sahabat-sahabatnya yang masih di dalam neraka. Tentu ini adalah berita besar bagi setiap muslim untuk terus berupaya menjaga sahabat-sahabatnya dan berusaha terus untuk memperbanyak sahabat-sahabat mukminnya agar kelak bisa saling memberi syafa’at di hari kiamat.

Al-Hasan Al-Bashrii berkata, “Perbanyaklah sahabat sahabat mukminmu, karena mereka memiliki syafa’at pada hari kiamat.”

Bahkan, Ibnu Jauzi dengan menangis tersedu berkata pada sahabatnya, “Jika kamu tidak menemui aku di surga bersama kamu, maka tolonglah tanyakan kepada Allah tentang aku.”

Mari kita perbanyak sahabat mukmin kita. Sebab kita tidak pernah tahu siapa di antara sahabat mukmin kita yang kelak akan mencari dan mengajak dan menolong kita untuk masuk bersama-sama ke dalam surga. Wallahua’lam.(RS3/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.