Oleh : Ali Farkhan Tsani
Alumni Muassasah Al-Quds Ad-Dauly Shana’a, Yaman
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Segala puji pun hanya milik-Nya, Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Betapa luas kerajaan Allah di langit dan di bumi. Demikian pula betapa tak terbatasnya kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Nikmat-nikmat-Nya tak terhitung dan tidak pernah bertepi.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Allah sendiri menyatakan di dalam kalam-nya :
وَءَاتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Artinya : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).” (Q.S. Ibrahim [14] : 34).
Pemberian rezki-Nya meliputi segala sesuatu, orang beriman, orang munafik, sampai orang kafir. Binatang buas, ternak, hingga binatang melata pun yang secara dzahir susah berjalan jauh mencari makanan, Allah telah siapkan rezkinya. Subhaanallaah….
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Begitulah Allah ‘Azza wa Jalla telah menuliskannya di dalam titah suci-Nya :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Q.S. Hud [11] : 6).
Kita hamba-Nya yang telah merengkuh berbagai kenikmatan tidak terhingga. Nafas yang kita hirup dari detik ke detik tidak pernah Allah hitung berapa rupiah harus dibayar. Sementara saudara-saudara kita yang tengah terbaring di rumah-rumah sakit, berapa rupiah mereka harus membayar tabung-tabung oksigen karena nafasnya tersengal-sengal. Darah merah yang mengalir ke seluruh tubuh kita pun tak pernah Allah minta kepada manusia untuk menggantinya dengan segunung emas. Padahal banyak penderita sakit yang terpaksa harus ditransfusi darah dari pendonor akibat kekurangan cairan darah pasca operasi. Itulah pentingnya kita memaknai hakikat syukur kepada Allah.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Landasan Bersyukur
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan-mu mema`lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim [14] : 34).
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا ءَاتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Artinya : “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhan-ku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhan-ku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (Q.S. An-Naml [27] : 40).
وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ
Artinya : “Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?” (QS Yasin [36] : 73).
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُّرَى أَثَرَ نِعْمَتَهُ عَلَى عَبْدِهِ
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Artinya : “Allah senang melihat bekas (bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-Nya”. (H.R. At-Tirmidzi).
Pengertian Syukur
Syukur berasal dari kata bahasa Arab : شكر-يشكر-شكرا yang berarti : berterima kasih, pujian, membuka. Yakni rasa berterima kasih kepada Allah.
Atau bisa juga bermakna nampak bekas. Seiring dengan hadits Nabi :
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يُّرَى أَثَرَ نِعْمَتَهُ عَلَى عَبْدِهِ
Artinya : “Allah senang melihat bekas (bukti) nikmat-Nya dalam penampilan hamba-Nya”. (H.R. At-Tirmidzi).
Wujud Syukur
1. Wujud syukur dengan Hati. Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuh-penuhnya nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan nikmat dari Allah. Syukur dengan hati mengantarkan manusia untuk menerima apapun yang terjadi dengan penuh keikhlasan tanpa harus berkeberatan betapapun kecilnya nikmat tersebut.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
2. Wujud syukur dengan Lisan. Syukur dengan lidah adalah mengakui dengan ucapan bahwa sumber nikmat adalah Allah sambil memuji-Nya. Antara lain dengan mengucapkan Alhamdulillah’. Kata “al’’ pada ‘’alhamdulillah’’ disebut “al lil istigraq”, yakni mengandung arti keseluruhan. Sehingga kata “alhamdu’’ yang ditujukan kepada Allah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima segala pujian adalah Allah. Bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya.
3. Wujud syukur dengan Perbuatan. Adapun dengan anggota badan Syukur adalah mempergunakan nikmat-nikmat yang dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mentha’ati-Nya serta menjaga diri dari bermaksiat dengan-Nya. Termasuk wujud kesyukuran anggota badan adalah : dengan kedua mata dengan cara untuk melihat kebaikan (Al-Quran, buku keislaman, keagungan pemandangan alam), dan menutup tiap aib yang dilihat pada seorang muslim.
Termasuk kesyukuran atas nikmat kedua telinga adalah dengan senang mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran daripada mendengar nyanyian dan nada yang berbau maksiat. Termasuk eperguanakan harta yang kita miliki untuk jalan yang diridhai Allah, seperti menunaikan zakat, berinfaq, bershadaqah, dsb.
Sebagai bukti imannya, seperti sabda beliau :
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
Artinya : “Dan shadaqah itu merupakan bukti.” (H.R. Muslim).
Ibnul Qayyim menyebutkan sebuah atsar :
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيْلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيْرَ وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللهَ
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Artinya : “Barangsiapa tidak dapat mensyukuri yang sedikit maka dia tidak dapat mensyukuri atas yang banyak, dan barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia maka dia tidak dapat bersyukur kepada Allah”. (Kitab Madarijus Salikin).
Doa Beryukur
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Al-Ahqaf [46] : 15).
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya : “ Ya Allah, bantulah hamba untuk (senantiasa ) mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta memperbaiki (kualitas) ibadahku kepada-Mu.” (HR Abu Dawud).
Wallahu a’lam. (R1). [email protected], 25BF4CA3/IR
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)